Lailatul Ijtima' merupakan kegiatan yang dilaksanakan pada malam hari biasanya setelah didirikannya sholat isya dan diselenggarakan tiap pertengahan bulan, dengan tujuan berkumpul untuk mendapatkan dan menghidupkan sunnah nabi Muhammad SAW. Asal muasal lailatul Ijtima' bermula kebiasaan para Kyai untuk berkumpul membahas permasalahan yang ada diantara mereka, baik permasalahan dalam lingkup keagaaman maupun lingkup sosial dan kemasyarakatan. Sedangkan dalam kalangan jami'iyah NU sebagaimana sudah diketahui ada kegiatan yang disebut "Lailatul Ijtima".Â
Pertemuan tersebut dijadikan kebiasaan oleh orang -- orang NU atau para pengurus NU. Acara ini dimanfaatkan oleh para pengurus NU untuk membahas serta memecahkan dan mencari solusi atas problematika dalam organisasi, mulai dari iuran, menghadapi bulan Ramadhan, menentukan awal Ramadhan sampai masalah umat yang berat. Kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan rutinan yang telah dilaksanakan sejak lama oleh seluruh warga dan pengurus NU mulai tingkat yang paling bawah Ranting, MWC, Cabang, Wilayah dan Pengurus Besar NU. Sarana silatturrahim untuk meningkatkan amaliyah ubudiyah warga NU.Â
Pada kesempatan Hari Santri Nasional (HSN) tepatnya tanggal 22 Oktober 2022, Pengurus Ranting NU Desa Kedungringin mengadakan berbagai rangkaian kegiatan, meliputi lomba rebana dan Lailatul Ijtima. Dalam menyukseskan kegiatan tersebut, Pengurus Ranting Desa Kedungrin dibantu oleh panitia dari Dusun Krenceng dan mahasiswa KKN Reguler 79 posko 27 dan posko 28 dari UIN Walisongo Semarang.Â
Persiapan serta pembentukan panitia yang beranggotakan dari Pengurus Ranting Desa Kedungringin, warga Dusun Krenceng dan perwakilan 2 kelompok mahasiswa KKN Reguler 79 dari UIN Walisongso Semarang. Yang dilaksanakan di dusun Krenceng, beralokasikan di masjid Al Jihad. Dan dihadiri seluruh warga Desa Kedungringin serta semua kalangan. Diadakannya kegiatan rutinan tersebut sebagai wadah silaturrahim antar warga Desa Kedungringin dan untuk menambah pengetahuan perihal agama.Â
Kegiatan lailatul ijtima dilaksanakan pada malam hari seusai solat magrib. Warga desa Kedungringin diundang untuk menghadiri kembali kelanjutan acara disiang hari, untuk acara selanjutnya. Lailatul ijtima biasanya diadakan pada pertengahan bulan sebagai acara rutinan. Menjelang waktu isya warga Kedungringin berbondong -- bondong mendatangi Masjid Al Jihad yang beralokasikan di Dusun Krenceng. Warga yang datang mulai dari kalangan anak -- anak, remaja hingga dewasa dan didominasi oleh ibu -- ibu.Â
Kegiatan lailatul ijtima diawali dengan solat isya dan solat hajat berjamaah dilanjut istigosah bersama di halaman Masjid Al Jihad yang dipimpin oleh salah satu Pengurus Ranting NU Desa Kedungringin. Dan menjelang acara inti, jamaah dihibur oleh penampilan spesial dari grup rebana "Az Zaghir" yang merupakan grup rebana dari salah satu dusun yang ada di Desa Kedungringrin yaitu dusun Jagir. Memasuki acara inti yakni tausyiah yang diisi oleh tokoh agama terkemuka dari daerah Tuntang. Dalam tausyiah tersebut diampaikan bahwa "kewajiban seorang isri harus patuh kepada suami dan melayni suami dengan baik". Acara ditutup dengan doa bersama.
Penulis : Tatia Anzi (Tim KKN Reguler 79 Posko 28 UIN Walisongo Semarang)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H