Sistem Moneter Internasional
Kesepakatan nilai tukar antar negara diatur dalam sistem moneter internasional. Hal tersebut diatur oleh bank sentral masing-masing negara. Menurut Eiteman, sistem moneter internasional adalah struktur, instrumen, institusi, dan perjanjian yang menentukan kurs atau nilai berbagai mata uang di dunia.Â
Di mana penyesuaian aliran modal, perdagangan internasional, dan neraca pembayaran termasuk di dalamnya. Sehingga sistem moneter internasional dapat dikatakan sebagai penentu arah dalam perdagangan internasional. Karena sistem moneter internasional digunakan sebagai sistem yang mengatur jalannya sistem perekonomian suatu negara dalam interaksi ekonominya dengan negara lain.Â
Sistem moneter internasional ini nantinya bertugas sebagai fasilitator dalam menjaga stabilitas fluktuasi kurs atau nilai tukar mata uang. Sistem moneter internasional tidak hanya berfungsi dalam perdagangan internasional, tetapi juga dalam mengatur arus investasi asing dan ketergantungan suatu negara dalam melakukan kerja sama ekonomi.
Kurs valuta asing merupakan instrumen penting dalam sistem moneter internasional. Kurs valuta asing adalah harga mata uang suatu negara dalam unit komoditas atau mata uang negara lain. Terdapat dua sistem dalam menentukan kurs valuta asing, yaitu fixed exchange rate dan floating exchange rate.Â
Dalam sistem fixed exchange rate, nilai tukar mata uang akan diatur oleh negara melalui bank sentralnya. Sedangkan dalam sistem floating exchange rate, nilai tukar mata uang akan diserahkan kepada mekanisme pasar. Maka dari itu, kondisi perekonomian global akibat suatu peristiwa internasional akan sangat berpengaruh dalam fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara.
Sistem Kurs Mata Uang
Terdapat berbagai jenis alternatif dalam sistem kurs mata uang. Berikut jenis-jenis sistem kurs mata uang.
- Sistem Kurs Mengambang Bebas (Pure Floating Rates) : Dalam sistem kurs ini tingkat nilai tukar mata uang ditentukan oleh supply dan demand mata uang suatu negara. Di mana kurva supply dan demand mata uang dipengaruhi oleh perubahan harga, perbedaan suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
- Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Dirty Floating Rates) : Walaupun dalam sistem kurs mengambang nilai tukar mata uang akan diserahkan kepada mekanisme pasar. Dalam sistem kurs ini, terdapat intervensi bank sentral. Hal ini dilakukan untuk mengurangi fluktuasi harian (smoothing out daily fluctuations). Di mana jika terjadi apresiasi mata uang, pemerintah akan menjual mata uang domestik di pasar uang. Sedangkan. Jika terjadi depresiasi mata uang maka pemerintah akan membeli mata uang domestik di pasar uang. Tidak hanya itu, intervensi bank sentral juga bertujuan untuk melakukan kebijakan leaning against the wind dalam menghadapi fluktuasi besar. Serta melakukan kebijakan unofficial peging, di mana pemerintah akan mengubah kurs tanpa melalui mekanisme pasar.
- Sistem Kurs Tetap : Dalam sistem ini, pemerintah akan menjaga nilai mata uang pada tingkat kurs yang telah dilakukan. Hal tersebut dilakukan dengan membeli atau menjual valuta asing dengan jumlah yang tidak terbatas. Devaluasi dan revaluasi mata uang merupakan alternatif terakhir dalam sistem kurs ini. Kebijakan tersebut dilakukan saat transaksi neraca berjalan mengalami defisit atau surplus berkelanjutan. Tetapi sebelum mengambil kebijakan tersebut, terdapat empat alternatif lain bagi pemerintah untuk mengatasi kondisi tersebut. Kebijakan alternatif yang dapat dilakukan pemerintah antara lain membiayai defisit berjalan melalui pinjaman uang, pengetatan anggaran belanja negara, pengendalian harga dan upah, serta pengendalian kurs.
- Sistem Kurs Tertambat : Dalam sistem ini, suatu negara akan menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan nilai mata uang satu atau sekelompok negara.
- Sistem Kurs Tertambat Merangkak : Sistem ini sama dengan sistem kurs tertambat, di mana pemerintah akan menetapkan nilai mata uang berdasarkan nilai mata uang negara lain. Namun, dalam sistem ini perubahan nilai mata uang berlangsung selama jangka waktu tertentu sampai mencapai tingkat tertentu.
- Sistem Kurs Tertambat pada Sekeranjang Mata Uang : Sistem kurs ini dianggap lebih stabil dibanding sistem kurs tertambat pada satu mata uang tertentu. Karena dalam sistem kurs ini, nilai tukar mata uang akan didasarkan pada beberapa nilai mata uang negara mitra dagang utama.
Pro dan Kontra Sistem Kurs Mengambang
Banyak negara di dunia saat ini menggunakan sistem kurs mengambang, di mana nilai tukar mata uang mereka ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa campur tangan pemerintah secara signifikan. Dapat dikatakan bahwa sistem kurs mengambang dapat menguntungkan atau bahkan merugikan suatu negara.Â
Hal tersebut tergantung pada bagaimana cara negara mengelola sistem tersebut dan juga kondisi perekonomian negara itu sendiri. Oleh karena itu, penting bagi suatu negara untuk mempertimbangkan secara cermat kelebihan dan kekurangan sistem kurs yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan ekonomi mereka. Berikut sikap pro terhadap sistem kurs mengambang
- Penyesuaian secara lebih halus dalam menghadapi gejolak eksternal mungkin dilakukan karena kurs yang fleksibel.
- Untuk mempertahankan kurs, bank sentral tidak perlu memelihara cadangan internasional dalam jumlah yang besar.
- Untuk mempertahankan kurs yang tidak sesuai, bank sentral tidak perlu kehilangan uang lagi.
- Independensi negara dalam kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
- Penyediaan sarana yang efisien dan murah untuk menghilangkan risiko valuta asing oleh pasar forward.Â