Mohon tunggu...
Dwi Indah Larasati
Dwi Indah Larasati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - Universitas Jember

Mahasiswa hubungan internasional yang mengembangkan kemampuannya dalam memberikan opini melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dilema Aksi Dedolarisasi BRICS dan ASEAN

29 Februari 2024   11:11 Diperbarui: 29 Februari 2024   11:16 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Bank for International Settlements, setengah perdagangan global menggunakan dolar AS. Di mana kapal-kapal yang beroperasi di jalur perdagangan lintas negara akan lebih memilih dibayar dengan dolar ketimbang dengan mata uang lokal. Tidak hanya itu, utang luar negeri juga menggunakan dolar. Sehingga akan sulit untuk mengubah perilaku bank, pemerintahan, dan perusahaan untuk menggunakan uang lokal dalam waktu bersamaan.

Diperlukan tekad yang kuat dan persiapan yang matang untuk melemahkan dominasi dolar AS dalam perekonomian global. Karena masih banyak masyarakat yang memegang teguh istilah "King Dolar" yang semakin menguatkan dominasi dolar AS di pasar global. Hal itu dapat terlihat dari nilai tukar dolar yang masih tinggi.

Proses penggantian mata uang BRICS terhadap dolar AS membutuhkan waktu yang lama. Sama seperti saat pound sterling Inggris yang tergantikan oleh dolar AS sejak akhir Perang Dunia II. Diperlukan juga sinkronisasi setiap instrumen ekonomi global untuk meninggalkan dolar AS. Agar setiap instrumen ekonomi global tersebut dapat saling berkomitmen untuk tidak menggunakan dolar AS sebagai alat transaksi. Sehingga dapat tercipta stabilitas mata uang lokal yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi asing. Serta dapat meningkatkan kedaulatan moneter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun