Mohon tunggu...
Dwiningsih Afriati
Dwiningsih Afriati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku memang bukan penulis handal, tapi aku ingin menjadi bagian dari para penulis handal...,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

William Suka Makan Jengkol

29 April 2011   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau yang berjanji, Kau yang melukai.., Kau yang mulai, Kau yang mengakhiri.., (cuplikan lagu dangdut indonesia).

William aku tau jarak kita memang jauh, tapi kau yang meyakinkan aku bahwa kau pasti setia, aku juga demikian william. Kau menitipkan janji-janji indah itu bersamaku dalam gelembung mimpi-mimpi indah di masa depan, tapi kau mengingkarinya. Siapa Kate??????? wanita yang lebih cantik dari aku itu????????

Kau tega William,,,, Kau bilang aku putih, walaupun tak seputih dirimu, kau bilang aku cantik, walau tak secantik Kate, kau bilang aku akan menjadi istrimu...,

William, tak ingatkah engkau saat memakan jengkol bersama di pinggir kali itu, kau menghabiskan 10 biji jengkol dalam sekali makan. Aku tersenyum dan bangga, kau mengatakan "jengkol is delicious." lalu saat kau ku minta memakan nasi jagung, kau tertawa kecil dan berkata" pasir apa ini, kok warnanya kuning?". aku pun menjawabnya dengan senyum pula, "ini namanya nasi jagung."

William, apa kau juga tak ingat ketika kau mengajakku bertemu dengan orang-orang istana, kau berkata dengan lantang bahwa "Kami adalah Charles dan Diana kedua." William kau telah memberiku banyak mimpi. Tapi kau memilih wanita itu, wanita yang dulu sangat iri, ketika kau makan jengkol denganku. Dia menangis ketika melihat kita makan, karena dia juga sangat suka jengkol tapi kita tak memberinya..,

William oh william, maka aku akan menghantui pernikahan kalian, KAU TEGA WILLIAM!!!!!!!!!!!!!!!!!!

******murni becanda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun