Mohon tunggu...
Dwiningsih Afriati
Dwiningsih Afriati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku memang bukan penulis handal, tapi aku ingin menjadi bagian dari para penulis handal...,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Buang Saja Jabang Bayi Ini!

14 April 2011   06:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dulu, saat kau masih manis mengucapkan kata cinta, kau begitu lembut dengan belaian tanganmu yang keras itu. Kau bilang tak pernah akan sedetikpun berpaling dariku untuk mencintai orang lain. Kau sudah memberikan cacingmu itu untuk bertemu dengan telurku. Kau tahu apa jadinya? Kau menitipkan janin yang haram ini di rahimku. Kau sebut apa dirimu. Malaikat atau ustad? Fuck!!!!!!!

Malam itu kau menemuiku dengan membawa selembar kertas yang aku pun tak tau maksudnya apa. Aku shock melihat angka 5 yang diikuti dengan 7 nol (50.000.000). "Kau mau membayarku?" tanyaku lirih. "Kamu boleh membesarkan bayi itu, mungkin itu belum cukup untuk biaya hidup kalian kelak. Kamu boleh menemuiku jika uang itu tidak cukup. Tapi, jangan sekali-kali kamu menyebut itu adalah anakku." Dengan tegas pria yang begitu kucintai itu membungkam mulutku dengan kelu. Kau sebut apa dirimu? Malaikat ataukah Ustad????????

"Jika kau mau buang saja jabang bayi ini, agar kau puas membunuh nyawaku. Kau telah lama membunuh nyawaku kenapa tak sekalian saja kau bunuh ragaku?"

Nyawa ini sudah telah lama mati, namun aku masih ragu kenapa raga ini masih bergerak meski dengan penderitaan

************catatan kelana

2n_@fRee

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun