Mohon tunggu...
Dwi Ningsih Urbaningrum
Dwi Ningsih Urbaningrum Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pelajar/Mahasiswa

need money n a little hug mweheheh.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Sambut Debat Kedua, ARDJUNO Konsisten Bawa Narasi Lampung Berkemajuan

24 Oktober 2024   15:43 Diperbarui: 24 Oktober 2024   15:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada hal menarik yang tersirat dari persiapan paslon Arinal Djunaidi dan Sutono menjelang debat kedua Pilkada Lampung 2024. Bukan sekadar momentum politik, debat ini adalah perayaan akal sehat dan ruang dialog untuk mewujudkan mimpi bersama: menjadikan Lampung sebagai tanah yang adil, makmur, dan harmonis. Dalam nafas seperti inilah, kesiapan Arinal-Sutono menyampaikan gagasan dan visi mereka perlu dilihat sebagai bagian dari kerja membangun peradaban.

Ketua tim pemenangan, Umar Ahmad, menegaskan bahwa pasangan calon ini tak hanya mengandalkan janji manis. Diskusi rutin setiap hari menunjukkan betapa seriusnya mereka menggali dan menyiapkan rencana konkret demi kemajuan Lampung. Ini bukan sekadar basa-basi politik, melainkan bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat---sebuah upaya mendalam agar setiap langkah dan gagasan berdiri di atas fondasi pemikiran matang.

Arinal, sebagai petahana, membawa pengalaman mengelola pemerintahan, sementara Sutono menghadirkan perspektif birokrasi yang kaya. Kombinasi ini bukanlah sekadar kolaborasi pragmatis, tapi lebih kepada sinergi antara kebijaksanaan masa lalu dan visi masa depan. Harapan itu tak hanya untuk sebuah kemenangan di panggung politik, tetapi juga untuk menata Lampung sebagai provinsi yang kokoh dan berdaya di tengah perubahan zaman.

Yang menarik, pasangan ini juga membuka pintu bagi kolaborasi dengan kaum milenial. Inilah sebuah isyarat bahwa mereka tidak hanya ingin mengayomi generasi muda, tetapi juga memberi ruang agar ide-ide segar dari anak-anak muda Lampung bisa ikut terwujud dalam kebijakan nyata. Politik bukanlah milik satu generasi saja; ia adalah ruang bagi setiap lapisan masyarakat untuk terlibat. Arinal-Sutono seperti ingin mengatakan bahwa pembangunan Lampung adalah karya bersama, di mana setiap warga memiliki tempat untuk berkarya dan berkontribusi.

Debat kedua ini akan mempertemukan gagasan seputar hukum, pemerintahan, sosial, dan budaya---empat pilar penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah kesempatan bagi masyarakat untuk mendengar, menimbang, dan menguji komitmen setiap pasangan calon. Tidak sekadar siapa yang paling fasih berbicara, tetapi siapa yang paling siap melaksanakan apa yang mereka janjikan.

Yang juga patut diapresiasi adalah pemilihan panelis debat, yang berasal dari berbagai kampus ternama di Lampung. Ini menunjukkan bahwa pemilihan pemimpin tidak hanya soal popularitas, tapi juga menyangkut kompetensi dan integritas. Debat seperti ini memberikan harapan bahwa politik dapat dijadikan sarana pendidikan publik, di mana gagasan-gagasan luhur bisa dibedah dan diuji demi kebaikan bersama.

Masyarakat Lampung berada di momen krusial untuk menentukan masa depan. Sai Bumi Ruwa Jurai menantikan pemimpin yang tidak hanya mampu bicara di podium, tetapi juga bekerja keras di lapangan, di tengah masyarakat. Pilihan kita bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi tentang bagaimana visi, misi, dan program yang dicanangkan bisa menyentuh kehidupan sehari-hari: dari pelayanan birokrasi yang lebih efisien hingga kebijakan sosial yang memberdayakan setiap warga.

Arinal-Sutono telah menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan. Mereka datang dengan visi yang tidak hanya menata pemerintahan, tetapi juga merajut harmoni sosial dan budaya. Dan yang lebih penting, mereka tidak bekerja sendiri. Dengan tangan terbuka, mereka mengajak seluruh warga---terutama generasi muda---untuk bersama-sama membangun Lampung.

Inilah saatnya kita belajar bahwa politik bukan sekadar kontestasi kekuasaan, melainkan jalan bagi kebersamaan dan cinta kepada tanah air. Kita tidak sedang memilih orang per orang; kita sedang memilih masa depan. Dan masa depan itu haruslah ditopang oleh mereka yang memiliki hati yang ikhlas, pikiran yang jernih, dan semangat untuk melayani.

Debat 2 November nanti bukan hanya panggung bagi para calon untuk tampil, tetapi juga panggung bagi kita sebagai masyarakat untuk mendengarkan, mengkritisi, dan akhirnya menentukan pilihan. Dengan harapan dan doa, kita semua menantikan perdebatan ini bukan sebagai ajang persaingan, melainkan langkah awal menuju Lampung yang lebih baik---tempat di mana pemerintahan berjalan dengan bersih, hukum ditegakkan dengan adil, budaya dijaga dengan hormat, dan masyarakat hidup dengan damai serta sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun