Mohon tunggu...
Dwi Mufidah
Dwi Mufidah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Rumah Isolasi di Desa Karanganom Telah Siap Huni

29 April 2020   21:48 Diperbarui: 29 April 2020   21:57 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah isolasi desa karanganom (sumber gambar : dwi mufidah )

Weleri - Setiap desa di Kabupaten kendal  diharapkan memiliki rumah karantina bagi warga pemudik. Hal itu sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Salah satu desa yang menyediakan rumah karantina atau isolasi warganya yang baru mudik dari luar kota, terutama dari zona merah Covid-19.

Jumlah rumah isolasi berbasis desa yang siap mengarantina para pemudik di wilayah daerah weleri terutama di desa karanganom pun terus bertambah. Rumah-rumah tersebut disiapkan demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona. Sebagian sudah mulai ditempati para pemudik.

Sumber gambar : Dwi mufidah
Sumber gambar : Dwi mufidah
Di rumah isolasi tersebut juga penghuni di sediakan alat alat seterilasi seperti masker dan hansanitizer.

Target kami, di setiap  desa/kelurahan ada satu atau dua rumah isolasi. Bisa manfaatkan balai desa, gedung pertemuan warga, rumah warga yang tidak dipakai, dan sebagainya," ujar salah satu perangkat desa, desa karanganom.

Beberapa rumah isolasi itu tersebar ke berbagai desa. Setiap pendatang didata RT dan desa, dengan koordinasi bersama puskesmas, lalu wajib isolasi mandiri 14 hari. Mereka masuk kategori orang dengan risiko (ODR) dan orang dalam pemantauan (ODP), yang klasifikasinya ditetapkan puskesmas.

pihaknya desa di Kabupaten kendal berharap bisa menyediakan rumah karantina bagi warganya yang mudik. Hal itu dilakukan agar bisa memantau warganya yang mudik. Serta memutus rantai penyebaran virus Korona atau Covid-19 di kabupaten kendal, terutama desa karanganom.

Di sana terdapat sejumlah warga pemudik yang melakukan isolasi, di antaranya warga yang datang dari kota . Mereka sudah menghuni rumah singgah tersebut selama lima hari.

Dampak nya banyak masyarakat yang takut dan khawatir akan tertularnya virus tersebut. Karena letak rumah karantina tersebut yang berada di depat pemukiman warga.

Namun, Selama menempati rumah singgah, para pemudik mengakui kebutuhan makanan mereka dicukupi oleh pemerintah desa. Secara gotong royong, warga juga memberi sembako dan memberi makanan.

Adapun dampak baik nya bagi warga yang mempunyai usaha swasta seperti usaha sembako, mereka dapat meraih keuntungan yang cukup karna banyak keluarga dari para warga yang di isolasi di tempat tersebut jadi membeli kebutuhan makan dan cemilan untuk keluarganya.
"Kalau anda cinta keluarga yang ada di kampung, untuk sementara jangan mudik dulu. Tahan kangennya" ujar salah satu warga 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun