Makna sederhana dari literasi  adalah sebuah kemampuan membaca dan menulis, atau kita sebut dengan melek aksara atau keberaksaraan. Pada saat ini literasi memiliki arti luas, sehingga keberaksaraan mengandung berbagai arti, seperti literasi komputer, literasi media, literasi teknologi, literasi ekonomi, dan sebagainya.  Dalam dunia pendidikan berkembang Gerakan Literasi Sekolah, yang bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembalajaran sepanjang hayat. Seorang dikatakan literat jika ia sudah bisa memahami sesuatu karena membaca informasi yang tepat dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahamannya terhadap isi bacaan tersebut.
Data dari Program for International Students Assessment (PISA) Â mencatat dalam pertama kali keikutsertaan Indonesia pada tahun 1997 dalam survey tentang budaya literasi, Indonesia menempati peringkat 40 dari 41 negara partisipan. dan selanjutnya pada tahun 2000 dalam survey yang sama Indonesia menempati peringkat 64 dari 65 negara partisipan
Dari hasil survey tersebut dapat disimpulkan bahwa budaya literasi di Indonesia sangat rendah, bahkan lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain termasuk Vietnam, negara yang jauh lebih muda dibandingkan Indonesia. Â Padahal penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan menjadi tulang punggung kemajuan peradaban suatu bangsa.
Bagi seorang pendidik, kondisi seperti ini pasti akan menjadikan bahan pemikiran yang mendalam. Â Bagaimana seorang guru harus mampu menggelorakan budaya literasi bagi para peserta didik. Â Namun bagaimanapun upaya yang dilakukan, tidak akan membawa hasil yang menggembirakan, manakala sang pendidik sendiri bukanlah seorang literat. Â Dan tuntutan untuk para pendidik saat ini lebih dari sekedar literasi dalam arti membaca dan menulis aksara. Â Sejalan dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi, para pendidik juga dituntut untuk memiliki budaya literasi IT.
Diklat Online Guru Melek IT (DOGMIT) Indonesia yang diciptakan oleh Pak Sukani adalah salah satu diklat online yang sangat membantu para pendidik untuk dapat menjadi seorang literat IT. Â Melalui diklat ini, peserta akan diajak untuk membuat bahan ajar berbasis IT yang mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik. Â Metode diklat yang dilaksanakan secara online, memaksa peserta untuk akrab dengan komputer, internet, berbagai softwere, menyimpan data secara online dan sebagainya. Â Aturan yang tegas dengan berbagai sanksinya, memaksa peserta untuk taat terhadap jadwal yang sudah dibuat sendiri. Â Dua belas hari pelatihan, jika dilaksanakan sesuai instruksi, mampu mengubah seseorang yang tidak mengenal IT menjadi seorang literat IT.
Dengan berbagai kelebihan dan kemudahannya, sudah saatnya para guru dari seluruh Indonesia bergabung di DOGMIT Indonesia untuk membentuk budaya literasi IT.  Hidup DOGMIT, jayalah Guru Indonesia. Terima kasih Pak Sukani….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H