Media pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, akan tetapi penyediaan media pembelajaran selama ini masih menjadi kendala atau problematika. Media pembelajaran merupakan sarana yang dipergunakan atau dimanfaatkan agar pengajaran dapat berlangsung dengan baik, memperdekat atau memperlancar jalan ke arah tujuan yang telah direncanakan. Manfaat dari setiap media pembelajaran bergantung pada kemauan dan kemampuan guru dan peserta didik untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pesan-pesan yang terkandung dalam media pembelajaran yang didayagunakan.Â
Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap pemanfaatan media dalam pembelajaran menunjukkan bahwa media tersebut berdampak positif dalam pembelajaran. "Sebuah gambar lebih berarti dari seribukata" seperti dituliskan oleh Deporter, Reardon, dan Singer Nourie bahwa penggunaan alat peraga ini dalam mengawali proses belajar akan merangsang moralitas visual dan menyalakan jalur syaraf sehingga memunculkan beribu-ribu asosiasi dalam kesadaran siswa. Media pembelajaran berupa alat peraga menjadi sangat penting untuk mendukung konteksnya nyata dengan masyarakat.
Dalam pembelajaran dengan konteksnya kebutuhan umat (masyarakat) perlu dihadirkan peraga-peraga praktis ke hadapan siswa. Bagi siswa, seringkali materi yang bersifat terlalu abstrak membuat mereka bingung, untuk itu guru perlu membuat media pembelajaran sendiri sebagai pedoman bagi para siswanya yang dikembangkan sesuai karakteristik lingkungan sosial, budaya, dan geografis, juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dan lain-lain. Untuk itu, maka media pembelajaran yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.Â
Ada sebagian guru yang hanya terpaku kepada bantuan dalam menyediakan media pembelajaran padahal media pembelajaran dapat didesain dari berbagai sumber dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Melalui media pembelajaran guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar.Â
Apabila media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada satupun sulit diperoleh, maka membuat media pembelajaran sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan media pembelajaran, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahuan sendiri, ataupun penggalian informasi dari nara sumber baik ahli ataupun teman sejawat. Akan tetapi hal tersebut merupakan suatu problem karena guru menganggap itu sangat sulit.
Berdasarkan pada hasil observasi terhadap proses pembelajaran Pelayanan Farmasi di kelas XIB SMK Farmasi Bina Medika Palembang menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran grafiknya masih naik turun, Hal itu dapat dilihat dari jumlah seluruh siswa sebanyak 25, terdapat  3 siswa menjawab pertanyaan saat pembelajaran. 5 siswa mengemukakan pendapat saat diskusi , 5 orang menjawab post test di akhir pembelajaran, dan yang lainnya hanya mendengarkan dan menulis hasil kerja.
Belum stabilnya peningkatan belajar siswa disebabkan karena materi yang di pelajari saat di pertemuan pertama dan kedua materi numerasi kurang dipahami siswa. Cara penyampaian materi yang kurang jelas dan cara pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa mengalami kesulitan memahami materi yang di ajarkan. Siswa akan lebih termotivasi jika dari aktivitas belajarnya menggunakan berbagai jenis media pembelajaran.
Pendekatan scientific/ilmiah dalam proses pembelajaran bukan hal yang aneh tetapi itulah yang seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran karena sesungguhnya pembelajaran itu sendiri merupakan proses ilmiah. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific ini mencakup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Sehingga aktivitas belajar siswa diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pengetahuan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membuat jejaring/komunikasi.
Banyak para ahli yang meyakini bahwa melalui pendekatan scientific/ilmiah, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan ketrampilan, juga mendorong siswa untuk melakuakan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya dalam proses pembelajaran, siswa dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan penerapan pendekatan scientific menggunakan berbagai jenis media ajar di SMK Farmasi Bina Medika Palembang kelas XIB. Dengan penerapan pembelajaran tersebut, diharapkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran pelayanan farmasi akan meningkat.
METODE PENELITIANÂ
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR) yang mempunyai arti sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberi informasi tentang langkah-langkah yang tepat dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan penerapan pendekatan scientific menggunakan berbagai jenis media ajar.