Mohon tunggu...
Dwi Maulidia
Dwi Maulidia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Cadangan Minyak Bumi Tinggal 9 Tahun, Nasib Indonesia Bagaimana?

18 Februari 2022   12:12 Diperbarui: 18 Februari 2022   13:04 3089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3: Grafik Target bauran EBT tahun 2025 Sumber: esdm.go.id

Tidak bisa dipungkiri memang pada kenyataannya konsumsi energi paling banyak di Indonesia adalah energi fosil yaitu minyak bumi dan batu bara. Namun sayangnya, setiap tahun produksi energi fosil selalu menunjukkan grafik yang menurun. Diperkirakan cadangan minyak bumi sebesar 4,2 miliar barel yang terbukti dan potensial akan habis dalam waktu 9 tahun dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan energi terbukti baru. Bagaimana nasib Indonesia jika cadangan minyak bumi habis?

Produksi minyak bumi telah dilakukan lebih dari 100 tahun di Indonesia. Itulah sebabnya Indonesia termasuk salah satu produsen minyak bumi tertua di dunia. Pada tahun 1977 dan 1995 produksi minyak bumi di Indonesia mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari. Namun sejak tahun 1995, produksi minyak bumi mengalami penurunan hingga sekitar 700 ribu barel per hari. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan konsumsi minyak bumi saat ini yang mencapai sekitar 1,5 juta barel per hari. Sehingga untuk menutup kekurangan akan kebutuhan minyak bumi Indonesia perlu melakukan Impor minyak bumi.

Permasalahan diatas merupakan salah satu alasan mengapa pemerintah harus bergerak cepat untuk menyelesaikan isu dan permasalahan energi nasional dengan segera melakukan transisi energi. Transisi energi perlu dilakukan dari energi fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT). EBT memiliki potensi yang besar sebagai sumber energi hingga mencapai 648.300 MW. Dengan potensi sebesar ini, sangat memungkinkan bagi Indonesia untuk melakukan transisi energi. 

Gambar 2: Peluncuran Transisi Energi G20 Sumber: esdm.go.id
Gambar 2: Peluncuran Transisi Energi G20 Sumber: esdm.go.id

Dalam upaya melakukan transisi energi, bentuk langkah serius pemerintah khususnya bagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah Presidensi G20. Indonesia ditunjuk sebagai pemegang Presidensi G20. Presidensi G20 mengangkat tema "Recover Together, Recover Stronger". Ada 3 fokus isu yang diangkat pada Presidensi G20 ini yaitu Kesehatan global yang inklusif, Transformasi ekonomi berbasis digital dan Transisi energi. Dengan adanya transisi energi mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goal (SDGs) yaitu menciptakan energi yang murah dan bersih, serta mendukung tercapainya Net Zero Emission pada tahun 2060. Peluncuran transisi energi G20 dilakukan pada tanggal 10 Februari 2022 yang dihadiri oleh Bapak Arifin Tasrif selaku Menteri Kementerian ESDM dan Bapak Luhut Panjaitan selaku Menteri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang sekaligus mewaliki arahan dari Presiden Republik Indonesia.

Kementerian ESDM menargetkan porsi bauran EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dan pada tahun 2050 sebesar 31%. Namun, pada tahun 2021 porsi EBT dalam bauran energi nasional disektor kelistrikan masih terbilang rendah yaitu 11,5%. Sebagian besar energi yang digunakan yaitu 38% dari batu bara, 31,2% dari minyak bumi dan 19,3% dari gas bumi. Sehingga Kementerian ESDM melakukan upaya percepatan antara lain penyelesaian RPers harga EBT, penerapan Permen ESDM PLTS Atap, mandatori bahan bakar nabati, pemberian insentif fiskal dan non-fiskal untuk EBT, kemudahan perizinan berusaha dan mendorong demand ke arah energi listrik.

Gambar 3: Grafik Target bauran EBT tahun 2025 Sumber: esdm.go.id
Gambar 3: Grafik Target bauran EBT tahun 2025 Sumber: esdm.go.id

Dengan adanya momentum Presidensi G20 ini diharapkan akan menjadi jawaban dari permasalahan cadangan minyak bumi yang semakin menipis dan permasalahan energi lainnya. Tentunya pemerintah membutuhkan dukungan dari berbagai pihak terutama warga Indonesia bahkan warga dunia untuk melakukan upaya dalam mendukung pilar transisi energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun