Mohon tunggu...
Dwimas Panduwinata
Dwimas Panduwinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

IDN-UAE

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menjadi Konten Kreator Visual di Behance dan Instagram

12 Juli 2021   20:40 Diperbarui: 12 Juli 2021   20:43 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebagai konten kreator yang berkecimpung di dunia visual, saya lebih sering menghabiskan banyak waktu pada media platform yang mendulang sekaligus mendorong banyak hal yang mampu meningkatkan keproduktifan untuk menghasilkan banyak karya. Saya sendiri adalah pembuat konten visual berupa desain grafis seperti poster, album artwork, desain t-shirt, dan kerap beberapa kali membuat desain majalah. Tujuan dari pembuatan konten itu semua dilakukan karena untuk kesenangan semata atau hobi dan tidak menutup kemungkinan pula kerap beberapa kali orang menawar harga dari konten visual yang saya pamerkan pada media platform pilihan saya untuk mengembangkan branding.

Branding dari konten-konten tersebut saya sebut Monalisart. Nama tersebut berguna sebagai pengingat dari setiap konten yang dibuat di berbagai media platform, platform yang digunakan sendiri lebih dominan di Behance dan Instagram. Kedua media tersebut memiliki fungsi yang berbeda secara harfiahnya.

Behance adalah platform portofolio online yang kontennya tidak hanya visual graphic designer tapi ilustrator, fotografer, dan copywriter juga dapat mengunggah hasil kerja dan karyanya sebagai bentuk portofolio online. Selain itu, Behance juga memiliki audience yang besar diseluruh dunia bagi yang menggunakan media tersebut, audiens yang besar inilah yang membuat sebuah karya lebih mudah diapresiasi ataupun di kritik, Behance juga memiliki potensi dalam pengembangan bisnis bagi bidang kreatif digital, setiap kreatornya mampu mengklaim sendiri cv yang mereka buat sebeagai portofolio dan latar belakang kreator. Selain itu, platform Behance menyediakan fitur "Jobs" yang dimana setiap kreator yang ingin mencari pekerjaan ataupun internship dipersilahkan meng-apply CV & Portofolio mereka ke setiap perusahaan yang sedang mencari pekerja kreatif.

Berbeda dengan Behance, media platform instagram digunakan lebih banyak oleh masyarakat luas karena pada dasarnya media tersebut berbasis sosial, yang mana siapapun dapat bertemu dalam satu ruang publik digital dan melakukan komunikasi interaktif. Pengguna Instagram lebih cenderung membagikan kisah personalnya namun banyak pula masyarakat yang memiliki 'power' dan memiliki banyak follower di Instagram seperti public figure, artist, dan konten kreator menggunakan platform tersebut untuk mendorong, memotivasi, dan menghibur masyarakat dengan tujuan untuk menggait lebih banyak peminat di akun mereka.

Namun penggunaan bagi saya sendiri menjadikan kedua platform tersebut memiliki fungsi yang sama, yaitu menjadikan kedua platform tersebut sebagai portofolio digital saya untuk dikenalkan ke calon client atau sebuah perusahaan. Selain itu, karena jangkauan media sosial yang luas serta audiens yang beragam, Monalisart jadi mempunyai banyak aset client yang memiliki banyak latar belakang. Dari sana, konten yang dibuat juga lebih memiliki tujuan pasarnya sendiri dan bermacam-macam. 

Dari kedua platform tersebut justru mendatangkan client yang berbeda, dari Behance memang konten visual yang saya tampilkan adalah desain magazine dan poster, disana mendatangkan client yang memang membutuhkan seorang desainer penataan majalah sesuai dengan trend desain yang sedang ramai diminati. Di Instagram, client yang datang cenderung adalah penggiat musik, promotor acara musik, bahkan musisi. 

Pada dasarnya di Instagram saya membuat sebuah konten visual berupa desain hanya untuk di pamerkan namun kalau memang beberapa musisi, dan penggiatnya tertarik ataupun ada yang menawarkan harga yang cocok, tidak menutup kemungkinan saya akan melepaskan karya tersebut kepada mereka yang telah rela merogoh kantong hanya untuk sebuah desain. Dari pengalaman tersebut membuat saya faham bahwa audiens antara platform Behance dan Instagram membuat efektivitas tentang pengorganisiran konten yang saya buat menjadi dua target market yang berbeda di setiap platformnya.

Dalam mengelola dan me-maintenance kedua akun sebagai 'kreator' tersebut, saya menjadwalkan setidaknya sebulan menghasilkan 3 sampai 4 konten visual pada platform Instagram. Karena pada dasarnya konten visual yang dibuat untuk postingan Instagram memiliki tingkat kesulitan yang rendah. Sedangkan pada platform Behance, memang saya sendiri masih merasa sulit untuk konsisten menjadwalkan untuk menciptakan karya visual untuk disuguhkan. Saya mengharuskan konten visual yang ditampilkan untuk platform Behance lebih tertata dan lebih terkonsep, karena pada platform tersebut audiensnya adalah sesama kreator ataupun perusahaan. Juga alasan lain untuk sulit konsisten adalah latar belakang saya yang masih seorang mahasiswa dan kesibukan personal lainnya yang membuat waktu saya untuk menghasilkan sebuah konten visual dengan rapi ataupun tertata lebih sedikit.

Perihal konten visual, khususnya desain grafis, selalu mengikuti perkembangan desain itu sendiri. Beberapa tahun terakhir konten visual dengan model desain Retro, Vintage, Bootleg, dan Grunge sedang banyak di gandrungi kawula muda penikmat seni desain. Baru - baru ini tahun 2021 trend desain yang sedang menjadi pusat perhatian beberapa desainer grafis ialah Gradient, Typeface Typography, Frost, dan 3d Design. 

Adanya trend desain tersebut adalah metode saya untuk mendapatkan lebih banyak perhatian audiens pada konten yang saya sajikan, juga untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan dari konten visual tersebut saya memanfaatkan momen - momen hari besar atau hari penting di kalender dengan melakukan strategi marketing 'flash sale', dengan begitu audiens yang tau brand jasa saya akan lebih tertarik untuk membayar saya untuk membuat sebuah karya visual dengan trendnya masing - masing. Masyarakat khususnya penggiat seni desain berlomba - lomba untuk menjadi trendsetter dari trend desain tersebut untuk mendapatkan banyak penggemar dan penikmat karyanya. 

Dengan metode yang sudah saya jelaskan, itu cukup ampuh untuk menggait banyak audiens khususnya pada platform Instagram. Tidak selesai disitu, melakukan berbagai promosi untuk mengenalkan brand dan karya visual yang saya buat adalah poin selanjutnya untuk mendapatkan audiens lebih banyak. Satu platform yang sedang naik daun saat ini, Tiktok, memaksa saya untuk mengunggah behind the scene dari karya visual yang saya buat untuk Instagram & Behance. Terbukti, beberapa audiens di Instagram datang karena video behind the scene yang saya unggah ke platform Tiktok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun