Mohon tunggu...
Dwi Mariyono
Dwi Mariyono Mohon Tunggu... Dosen - Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University

Doctor at the Faculty of Islamic Religion, Malang Islamic University. This position has been trusted as Head of the Human Resources Division since June 2023

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menapaki Jejak Waktu: Refleksi dan Harapan di Ujung Tahun

31 Desember 2024   09:03 Diperbarui: 31 Desember 2024   09:03 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namun, syukur tidak hanya tentang melihat ke belakang. Syukur yang sejati juga mencakup pandangan ke depan---menyambut masa depan dengan harapan dan keyakinan. Dengan memahami bahwa setiap pengalaman di masa lalu memiliki tujuan, kita menjadi lebih siap untuk menghadapi apa pun yang datang di masa mendatang. Harapan yang dibangun di atas rasa syukur bukanlah harapan yang rapuh, melainkan keyakinan yang kokoh bahwa perjalanan ini, dengan segala dinamikanya, adalah bagian dari rencana yang lebih besar.

Syukur juga memampukan kita untuk melangkah lebih bijaksana ke dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam kesempurnaan, melainkan dalam penghargaan terhadap apa yang kita miliki saat ini. Dari sini, kita dapat merancang masa depan yang lebih bermakna, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Syukur menjadi bahan bakar untuk menciptakan dampak positif di dunia, menjadikan kehidupan kita sebagai inspirasi bagi mereka yang berada di sekitar kita.

Di ujung tahun ini, marilah kita menatap masa lalu dengan syukur dan menyambut masa depan dengan hati yang penuh harapan. Dengan syukur, kita tidak hanya melihat apa yang telah kita lalui tetapi juga apa yang bisa kita berikan. Sebab, syukur adalah cahaya yang menuntun langkah kita---cahaya yang menjadikan hidup lebih bermakna, penuh cinta, dan kaya akan harapan.

Pelajaran dari Tantangan

Tantangan yang kita hadapi tahun ini telah menjadi cermin bagi ketahanan, kreativitas, dan solidaritas kita sebagai individu dan masyarakat global. Dunia yang terus berubah menghadapkan kita pada dinamika baru yang menuntut adaptasi tanpa henti---dari ancaman pandemi yang belum sepenuhnya reda, ketidakpastian ekonomi global, hingga dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Setiap tantangan ini bukan hanya ujian, tetapi juga peluang untuk merenungkan bagaimana kita dapat membangun ketangguhan yang lebih kokoh di masa depan.

Tantangan tersebut juga mengajarkan kita arti penting solidaritas. Dalam menghadapi ketidakpastian, muncul kekuatan yang luar biasa dari komunitas, individu, dan organisasi yang saling menopang untuk bertahan dan bangkit bersama. Gerakan kemanusiaan, inisiatif lingkungan, dan kolaborasi lintas budaya menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada kesempurnaan individu, melainkan pada kemampuan kita untuk bersatu, berbagi beban, dan bekerja menuju tujuan bersama.

Ketahanan yang dibangun dari tantangan tidak hanya bersifat fisik atau ekonomi, tetapi juga mental dan emosional. Dunia yang penuh ketidakpastian memaksa kita untuk berpikir lebih kritis, bertindak lebih bijak, dan mengasah kemampuan untuk bertahan di tengah perubahan. Dalam proses ini, kita belajar bahwa ketangguhan bukanlah ketiadaan rasa takut, melainkan keberanian untuk melangkah meski dihadapkan pada ketidakpastian.

Lebih dari itu, tantangan yang dihadapi juga mendorong kita untuk berinovasi. Di berbagai sektor, pandemi telah mempercepat transformasi digital, mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berkomunikasi. Ketidakpastian ekonomi memaksa kita untuk mencari solusi kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Dan dalam konteks perubahan iklim, tantangan ini telah memperkuat urgensi bagi kita untuk menciptakan teknologi yang ramah lingkungan dan pola hidup yang berkelanjutan.

Di balik semua ini, ada pelajaran mendalam tentang kemanusiaan kita. Dalam menghadapi krisis, kita diingatkan bahwa kita adalah bagian dari jaringan yang saling terhubung---bahwa keputusan yang kita buat tidak hanya memengaruhi diri kita sendiri, tetapi juga orang lain dan generasi mendatang. Kesadaran ini mendorong kita untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berempati.

Pada tingkat global, tantangan ini juga membuka jalan bagi kerja sama internasional yang lebih erat. Perjanjian multilateral, kolaborasi dalam penelitian, dan pertukaran ide lintas budaya menjadi bukti bahwa kita mampu mengatasi perbedaan demi tujuan yang lebih besar. Dunia mungkin terpecah oleh batas-batas geografis, tetapi tantangan yang sama menyatukan kita dalam tekad untuk mencari solusi bersama.

Ketika kita menutup tahun ini, marilah kita merayakan pelajaran yang telah diperoleh dari setiap tantangan yang dihadapi. Bukan untuk mengabaikan kesulitan, tetapi untuk menghargai bagaimana kesulitan tersebut membentuk kita menjadi pribadi dan masyarakat yang lebih kuat. Dengan memelihara semangat solidaritas, kreativitas, dan ketahanan, kita tidak hanya menghadapi masa depan dengan keberanian, tetapi juga dengan keyakinan bahwa kita mampu menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun