Kondisi yang damai dan tenang merupakan idaman setiap orang. Perdamaian tetap sebagai suatu keniscayaaan ditengah perbedaan, tidak  menjadi demikian bila hanya dijunjung segelintir orang saja. Perdamaian akan menjadi sesuatu yang mewah bila tidak segera menjadi perhatian bersama, media sosial dan kehidupan akan terasa tak menyenangkan, hasutan dan ujaran kebencian memenuhi grup hingga obrolan-obrolan di warung kopi. Tentunya kebanyakan dari kita tidak mengharapkan keadaan seperti itu berlarut-larut.
Ada beberapa hal yang menjadi sebab-musabab suatu konflik, bila dicermati lebih mendalam, sebenarnya penyebab utamanya bukanlah perbedaan, bukan pula keberagaman SARA di Indonesia, namun itu semua berasal dari sebuah sikap, yakni sikap tidak jujur. Ketidakjujuran menimbulkan kesalahpahaman, kesalahpahaman bila tidak segera diklarifikasi akan membuahkan kebencian, sedangkan seorang yang menyimpan kebencian tentunya akan menyebarkan sikapnya keorang-orang disekitarnya. Sak-wasangka memenuhi segala hal, bahkan seseorang sebelum ia berbicara dan berperilaku pun sudah dinilai dari prasangka yang pertama  ia dapatkan, ia dengarkan.
 Apapun yang dilakukan akan mengarah dan terpatri dalam prasangka sebelumnya. Sejauh ini, hal itu bisa ditangkal hanya dengan jalan  memilih dan memilah sumber informasi berita. Berita yang beredar terkadang berita bohong, atau berita tidak jujur, istilah keren saat ini yaitu hoax, kabar bohong tersebut akan menjadi sangat berbahaya bila tersebar luas dan lebih-lebih bila penerima berita pun mencernanya dengan begitu saja, tanpa menghadirkan daya kritis sebagai makhluk yang dikaruniai kecerdasan. Kebohongan yang diulang-ulang, bagi khalayak umum akan terasa menjadi sebuah kebenaran, sedangkan kebenaran sendiri akan terlihat samar-samar dan terkadang malah terlihat seperti sebaliknya.
Permasalahan perbedaan, baik dari perbedaan sudut pandang, perbedaan suku, ras, agama hingga golongan satu yang lainnya tampaknya sudah tutup buku bilamana sejarah dipelajari lebih mendalam. Apalah artinya berdiri tegak namun menginjak saudara sendiri. Bersenang-senang namun jerit dan tangis dimana-mana. Teriring doa, semoga kita semua saling memahami, saling mendinginkan suasana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H