Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Meski Timnas Kalah, Ayo Bangkit dan Tulis Sukses Sistem Versimu

20 Desember 2016   11:48 Diperbarui: 20 Desember 2016   12:11 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski kalah, Indonesia memiliki potensi yang besar untuk merajai Asean dimasa mendatang didunia persepakbolaan. Jangankan hanya se-Asia Tenggara, satu waktu Indonesia akan mencapai titik dimana negara-negara bola dunia akan silau memandangnya. Hal ini bagi beberapa kalangan nampak terlalu lebay, namun saya sangat yakin akan hal itu bila melihat antusiasme rakyat Indonesia, telebih kaum mudanya. Mereka memiliki perhatian yang sangat besar akan persepakbolaan, menang kalah pada timnas saat ini tak menjadi permasalahan, mereka tetap optimis dan mendukung selalu timnas Indonesia. 

Pemerintah pun tidak berbeda, berbagai bonus miliaran rupiah digelontorkan untuk para pembela tanah air di berbagai ajang olahraga. Meski akhir-akhir ini, Indonesia diberbagai kanal media dirundung berbagai berita tak sedap, korupsi, penistaan, bencana, makar, konflik namun untuk hal persatuan pandangan akan hal ini tetap satu, yakni timnas indonesia sukses bertanding membawa nama harum Indonesia. 

Kondisi seperti ini sangat baik untuk masa depan timnas, terlebih didukung dari berbagai aspek penting seperti kondusifnya pengurus PSSI, kepanitiaan (oficial), fasiltas latihan yang memadai,  hingga ketajaman sistem seleksi pemain. Poin-poin tersebut bila maksimal digarap akan saling berkaitan dan akan terlihat jelas skema sukses sistem kebangkitan persepakbolaan Indonesia, lebih-lebih pada point yang terakhir. Satu fakta tak terbantahkan, Indonesia salah satu negara berpenduduk terbesar, tidak kekurangan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan bermain bola, melihat kondisi baik secara geografis maupun secara kultural Indonesia jauh lebih kaya, lebih beragam dibanding negara-negara lain terutama negara di kawasan Asia Tenggara. 

Selanjutnya seleksi hingga daerah perlu secara masive digalakan dan sosialisasikan secara jelas. Terkadang daerah-daerah terpencil menyimpan mutiara-mutiara yang tak didapati di keramaian perkotaan. Meski dengan fasilitas dan lapangan seadanya namun justru memiliki kemampuan luar biasa, kita bisa melihat Papua dengan persipura jaya puranya yang kemarin memenangi Torabika Socer Championship. Persipura keluar menjadi juara setelah mengalahkan PSM Makasar dengan skor 4-2. Kendatipun waktu ini indonesia tak bisa mengirim team di liga championnya Asean karena ada satu, dua hal yang belum bisa dipenuhi PSSI namun setidaknya masih memiliki semangat dan optimisme yang tinggi dibidang persepakbolaan kedepan.

Sehari yang lalu, Senin, 19 Desember 2016 Presiden Jokowi menjamu seluruh punggawa timnas sebagai penghargaan atas semangat juang, semangat baja timas  yang ditunjukan saat melawan Thailand di Stadion Rajamanggala. Kekalahan memang tak selayaknya disikapi dengan saling menyalahkan, alangkah baiknya bila kita bersatu kembali untuk mendukung timnas dengan turut urun opini membangkitkan kembali naga tidur yang bernama Indonesia. Kami didaerah terus berjuang keras secara maximal menumbuhkan dan merawat calon tunas-tunas muda garuda, hingga siap ketika satu waktu pemerintah hadir membawa kesempatan untuk bergabung, menempuh jalan terjal nan berliku. Kami yakin sistem seleksi bersih nan menyeluruh akan dilakukan dimasa mendatang. Mengangkasalah garuda, Maju persepakbolaan Indonesia.

Salam

Sahabat kompasianermu, Dwi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun