Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Menuju Istana, Ahok Naik Tahta

11 April 2014   23:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak orang mengharapkan Indonesia dipimpin oleh seseorang yang sederhana itu. Dukungan mengalir dari berbagai penjuru. Bahkan seorang tukang parkir di Bandara Adisucipto saking besarnya dukungan pada jokowi, sampai-sampai menulis dirompi oranye, yang kurang lebih gini " Jika jokwi tak jadi presiden maka aku rela meletakan jabatab ini(pensiun dari juruparkir).

Tak terlepas dari itu semua, sejarah akan mencatat pertama kalinya perjalanan seorang yang sangat luar biasa, sebuah akselerasi kepemimpinan, mungkin untuk pertama kalinya di Indonesia bahkan bisa jadi di dunia.

Memang banyak orang bilang bahwa "Seorang politikus tak sempurna jika tak punya harapan duduk di kursi Presiden. Jokowi mungkin saat menjadi wali kota solo tak sempat berfikir sampai situ namun ketika ia meninggalkan amanah dari solo bisa jadi sudah terpetakan atau setidaknya partai pengusungnya sudah berfikir jauh. Sungguh dramatis, bahkan mungkin saat ini tinggal selangkah lagi munuju RI-1. Anda percaya atau tidak, sebenarnya pertempuran memperebutkan RI-1 sudah berakhir*

Kelak setelah Jokowi ke Istana, secara otomatis DKI-1 dipegang Ahok. Sadar atau tidak, saat itu etnis Tionghoa benar-benar merasakan sebuah angin segar sebuah penerimaan masyarakat Indonesia terhadap mereka secara total. Bahkan walaupun mereka minoritas, mereka bisa mendapat kepercayaan dari banyak etnis asli Indonesia. Sungguh suatu yang sangat indah negara ini. Mungkin Indonesia satu-satunya yang bisa seperti itu. Liat saja etnis-etnis minoritas, diberbagai negara lain, katakanlah Rohingya(mereka diusir,dibunuh oleh etnis asli), di Prancis etnis asli menekan bahkan mengintimidasi etnis minoritas, bahkan hanya untuk alasan menutup bagian tubuh yang secara agama etnis minoritas diperintahkan , di Cina sendiri bahkan tak memberi kesempatan pada etnis minoritas (Etnis Hui, Etnis , Uyghur, Dongxiang dan beberapa lainnya tercatat belum pernah bisa mengirim wakilnya, bahkan untuk menjadi pegawai pemerintahan maupun hakim harus melewati persaratan panjang dan konon riwayat keluarga dan saudara pun mempengaruhi, sungguh disayangkan.

Melihat itu semua, benar-benar kita sadari sekarang bahwa Indonesia adalah negeri yang Indah, negeri yang damai, sungguh terpuji etnis mayoritasnya. Mungkin hanya saja masalah kemiskinan dinegeri ini yang belum tuntas. Bisa juga karena kekurangsadaran berbagi rejeki, bahkan ada yang tega menginjak-nginjak rakyat, mencuri uang rakyat dengan korupsi milyaran. Mungkin lain cerita seandainya uang korupsi milyaran itu dibagikan pada rakyat miskin oleh sikoruptor seperti layaknya robin hood atau legenda sipitung, dengan dalih sistem belanda yang tak bersahabat dengan kebijakan perlindungan bagi warga miskin sehingga perlu dilanggar aturannya. Namun yang terjadi kenyataannya apa? sikoruptor mencuri uang hanya untuk dirinya sendiri dan keluraga. Sehingga hanya ia dan keluarganya yang hidup enak, hanya ia dan keluarga yang bisa menjadi pegawai, itu sudah merata, bahkan yang katanya jadi polisi pelindung dan pengayom masyarakat yang prosesnya gratis pun tak akan pernah kita temui sebelum sistem ini benar-benar bersih.

Lalu bagaimana donk?mungkin ingin sekali kita untuk orang-orang kaya itu mau berbagi?namun punyakah kita hak untuk menyuruh mereka melakukan itu? sudahlah....bukannya pesimis, namun akan lebih baik kalau kita awali dari diri kita sendiri terlebih dahulu. Seandainya tidak mereka ikuti, ya biarlah. Doa kita untuk simiskin, mudah-mudahan ia tetap sabar dan ia akan mendapatkan bagian kekayaannya di kehidupan yang selanjutnya.

Kembali pada pembahasan awal tadi,  prediksi saya Jokowi duduk menjadi RI-1 hanya tinggal menunggu waktu saja, begitu pula naik tahtanya Ahok. Saya sebagai rakyat biasa tentu senang apabila dipimpin oleh orang yang terbaik dan paling sedikit kekurangannya dibanding yang lainnya. Dalam artian tak mendahului kehendak Allah, mudah-mudahan jika itu baik maka mari kita berdoa agar Allah memberikan kesempatan pada mereka dan apabila tidak baik maka mari kita berdoa dan yakin seyakin-yakinnya kalau Allah bisa membuat segalanya menjadi mungkin bahkan seperti cerita Pemuda Dawud mengalahkan Raksasa. Sehebat-sehebatnya Jalut dan prajurit raksasanya karena kehendak Alloh si pemuda tanggung yang bernama Dawud itupun menang tanpa usaha yang keras. Pada Akhirnya, kita serahkan sama Allah, Ia lah Yang Maha Kuasa, Sang Sutradara Kehidupan Sejati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun