Mohon tunggu...
Dwi Marfuji
Dwi Marfuji Mohon Tunggu... Administrasi - Runner, pingin hidup sehat dan syukur manfaat buat orang lain

Sesantai gambarnya...\r\n\r\n@dwimarfuji

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengikis Monopoli Ruang Publik yang Komersil

30 September 2015   15:31 Diperbarui: 30 September 2015   16:02 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sekarang gak ada yang gratis, apa-apanya mesti kudu pake duit"

Kata-kata diatas tak jarang kita dengar, kapan dan dimanapun, hampir-hampir dalam sehari sekali minimal kita mendengarnya. Sebenarnya saya mulai jenuh mendengarnya. Ada yang memodifikasi menjadi "gak ada makan siang gratis", Hari gini mau gratisan?, dan sederet kawan-kawannya yang kurang lebih artinya sama. Baca juga awalan dari topik ini. artikel sebelumnya

[caption caption="tenang"][/caption]Yang menjadi ancaman kita adalah hilangnya rasa tolong menolong, hilangnya rasa persaudaraan, sampai-sampai semua hal diukur dengan uang. Lebih tragis lagi hari ini, iya hari ini, ada seorang janda lebih tepatnya nenek yang (rumah)gubugnya reyot, sampai-sampai jatuh ambruk yang mengakibatkan sang nenek meninggal dunia. karena gak punya uang. Sekarang masihkah kita berseloroh "hari ini mau gratisan?semuanya harus pakai duit?

Materi memang penting, namun bukan itu tujuannya, bukan itu goalnya. Materi hanya sebagai jalan. Silakan cek di negara-negara maju, banyak fasilitas yang gratis, dari sektor pendidikan, sarana kesehatan, sarana rekreasi, taman gratis, hingga orang yang mau menikah dikasih uang subsisdi plus digratiskan biaya persalinannya. Itu baru sebuah Negara Besar.

Tidak baik membicarakan yang tidak ada di negara kita namun alangkah baiknya jika kita memberikan arah dan solusi supaya negara kita bisa menuju sana, syukur-syukur kita bisa membantu mempercepatnya. Pendidikan gratis hingga perguruan tinggi, biaya rumah sakit gratis, kesempatan mencari dan mendapatkan pekerjaan lebar, tanpa diskriminasi. Adapun hal kecil yang baru saya muali bersama teman-teman dan mungkin jika pembaca ingin ikut bergabung, akan sangat senang sekali kami

  1. Les bimbel Gratis untuk SD, SMP, SMA dengan fasilitas dan tutor tak jauh berbeda dengan Primagama, Neutron, GU
  2. Memberikan penyadaran pentingnya kesehatan serta Donor darah tanpa harus meminta pujian ato uang
  3. Memberikan informasi peluang kerja formasi pns/swasta serta memberikan modal kecil-kecilan pada teman yang ingin membuka usaha

Masih sangat sederhana sebenarnya, namun jika kita bisa melakukan bersama-sama, tidak mustahil habis bimbel gratis kita bisa membuka SMA gratis, syukur-syukur lanjut Kuliah gratis (SMP-SD tidak disebut karena pemeritah sudah kasih gratis). Trus habis bisa bantu menyediakan stok darah, kita bisa membuka klinik berobat gratis dengn para dokter mulia yang rela dibayar kecil, namun tetap profesional mengobati. Sekarang kita hanya bisa kasih modal kecil namun karena banyak donatur kita bisa membuat perusahaan yang didalamnya bisa menampung semua orang dengan berbagai ketrampilan.

Mungkin banyak orang masih meragukannya, namun setiap hal besar pasti diawali dari yang kecil dan cara mengikis ruang publik yang komersil pun harus bertahap, tak bisa bimsalabim langsung jadi. Ruang publik kongkrit yang menjadi usulan yang diprioritaskan sektor pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Itu saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun