Mohon tunggu...
Dwi Maesaroh
Dwi Maesaroh Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesta Demokrasi Menjadi Ladang Subur Bagi Hoax

30 Mei 2017   16:30 Diperbarui: 30 Mei 2017   17:31 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dan yang terakhir ialah faktor kapabilitas dari penyelenggara pemilu maupun dalam membentengi diri untuk menangkal hoax. Ketika penyelenggara pemilu juga termasuk dalam korban yang terkena hoax, mereka harus sigap serta responsif dalam menanggapi berita bohong tersebut. Hoax dalam pemilu tidak serta merta ditujukan pada pasangan calon saja, namun juga ke ranah penyelenggara pemilu.

Selanjutnya hal tersebut juga didukung dengan kurangnya budaya baca serta budaya mengakses berita oleh masyarakat. Ketika masyarakat tidak mengetahui hal-hal diluar dirinya secara luas, akan lebih mudah mereka terkena hoax. Sebaliknya, masyarakat yang banyak mengetahui hal-hal diluar seperti membaca berita akan lebih susah untuk terkena hoax bahkan untuk menyebarkannya, karena memikirkan secara kritis benar salahnya berita yang didapat, sesuai atau tidak dengan kenyataanya pemilu ataupu pilkada pada saat itu.

Dengan demikian, kebenaran akan suatu berita yang tersebar dalam dunia internet harus dicari. Dalam suasana politik khususnya pemilu yang menjadi tempat suburnya hoax, rawan akan perpecahan masyarakat serta tergerogotinya toleransi diantaranya. Untuk itu, pemerintah sebagai salah satu pengatur roda kehidupan bernegara harus mengupayakan beberapa usaha untuk meminimalisir hoax yang muncul. Baik berkerjasama dengan pihak media sosial, youtube,maupun google untuk memblokir atau menangkal berita hoax masuk serta menegakkan hukum Indonesia yang terkait akan hal tersebut.

Disi lain terdapat beberapa upaya yang telah dilaksanakan pemerintah, upaya tersebut diantaranya ialah pemerintah membentuk satuan anti-hoax untuk mengatasi peredaran berita bohong di dunia maya. Selain itu Kementrian Komunikasi dan Informartika (Kemkominfo) juga merangkul salah satu pihak yaitu dewan pers yang berperan penting dalam penyebaran berita bohong utamanya mengidentifikasi berita yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Pers. Tambahan pula, pemerintah dalam menangani hal tersebut tidak hanya berfokus pada pemblokiran, namun juga mendorong edukasi, literasi serta sosialisasi. Terlihat dalam laman resmi kominfo yang memberitahukan lima langkah sederhana mengenai pengidentifikasian berita hoax atau berita asli. Kelima langkah tersebut yaitu hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs yang sudah terverifikasi resmi, periksa faktanya, cek keaslian foto, dan ikut serta grup diskusi anti-hoax. Dari langkah –langkah tersebut masyarakat diharapkan mampu untuk mengetahui berita hoax dan tidak menyebarkannya demi keutuhan NKRI meskipun dalam kenyataannya belum sepenuhnya dikatakan berhasil.

Daftar Pustaka

Sindhunata. 1983. Dilema Usaha Manusia Rasional: Kritik Masyarakat Modern oleh Max Horkheimer dalam Rangka Sekolah Frankfurt. Jakarta: PT Gramedia

Kementrian Komunikasi dan Informatika. 2017.Ini Cara mengatasi Berita Hoax di Dunia Maya.https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoax-di-dunia-maya/0/sorotan_media. Diakses tanggal 29 Mei 2017 pukul 21:45 WIB

Ihsanuddin. 2017. Pemerintah Bentuk Satgas Anti- “hoax”.https://nasional.kompas.com/read/2017/01/12/18043621/pemerintah.bentuk.satgas.anti-.hoax. Kompas.com, Kamis, 12 Januari 2017, 18:04 WIB. Diakses tanggal 29 Mei 2017 pukul 22.01 WIB

Ilham. 2017. Ahli: Hoax Merupakan Kabar yang Direncanakan.m.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/01/11ojm2pv361-ahli-hoax-merupakan-kabar-yang-direncanakan. Rabu, 11 Januari 2017, 17:34 WIB. Diakses tanggal 29 Mei 2017 pukul 20:02 WIB

Syafirdi, Didi. 2017. Waspadai Propaganda Radikalisme Melalui Informasi Hoax.https://m.merdeka.com/peristiwa/waspadai-propaganda-radikalisme-melalui-informasi-hoax.html. 1 Maret 2017, 16:17 WIB. Diakases tanggal 29 Mei 2017, pukul 20:22 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun