Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berhubungan dengan proses, sikap, dan produk ilmiah. Fisika dipandang sebagai suatu proses dan sekaligus produk sehingga dalam pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi / metode / model pembelajaran yang efektif dan efisien yaitu melalui kegiatan praktik yang melibatkan olah pikir juga olah tangan. Cara ini mampu membuat  pembelajaran fisika menjadi lebih menarik, bermakna, dan produktif. Dengan kata lain, minat belajar peserta didik meningkat dan  pembelajaran tidak hanya sekedar meningkatkan hasil belajar peserta didik, namun juga penguasaan konsep yang baik dan bertahan lama di dalam memori peserta didik.
Namun demikian, kebanyakan model/metode pembelajaran Fisika yang diterapkan pada peserta didik masih monoton ceramah dengan cara hafalan, sehingga minat belajar Fisika rendah dan hasil belajarnyapun kurang memuaskan.
Rendahnya minat belajar Fisika yang berpengaruh pada kurangnya pemahaman peserta didik juga dialami oleh beberapa sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, permasalahan ini disebabkan karena beberapa hal yaitu situasi atau kondisi pembelajaran tidak mampu menunjukkan kebermanfaatan materi Fisika dalam menyelesaikan permasalahan nyata di kehidupan sehari-hari sehingga semangat dan minat belajar peserta didik rendah; metode pembelajaran yang digunakan guru selama ini masih monoton ceramah sehingga peserta didik cenderung mudah mengantuk dan tidak memperhatikan penjelasan guru; peserta didik tidak berani bertanya selama proses pembelajaran; kegiatan pembelajaran tidak mendorong peserta didik aktif bertanya dan berdiskusi dengan temannya; peserta didik terbiasa mempelajari materi dengan metode teoritis hafalan sehingga pemahamannya kurang kuat; kemauan peserta didik dalam mencari dan membaca informasi masih rendah sehingga tidak banyak ilmu yang peserta didik peroleh; minimnya sumber belajar yang kontekstual dan nyata bagi peserta didik; media pembelajaran yang digunakan kurang inovatif dan aplikatif.
Minat  belajar peserta didik pada  pelajaran  fisika  akan lebih  baik  dan  meningkat jika  guru  menggunakan  model  pembelajaran yang  tepat, serta  menggunakan  media  yang  lebih  menarik sehingga  peserta didik tertarik mengikuti pembelajaran dan hasil belajarpun meningkat.
Berdasarkan penelitian dan kajian literatur, model pembelajaran yang dianggap tepat adalah Project  Based  Learning karena memberikan  peluang  kepada  peserta didik  untuk menggali  sendiri materi yang dipelajari. Peserta didik  terlibat  aktif dalam kegiatan pemecahan  masalah dan  pembuatan projek sehingga pemahaman materi yang menjadi lebih mudah.
Selain itu, model Project Based Learning memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi peserta didik karena secara tidak langsung belajar menjadi ilmuan, melakukan tindakan secara ilmiah dalam melaksanakan suatu projek yaitu mulai dari merumuskan permasalahan, menentukan prosedur, menentukan alat dan bahan yang dibutuhkan, mendesain dan menciptakan produk, mempresentasikan produk sebagai hasil dari proses penyelidikan, dan melakukan diskusi kelompok. Aktivitas tersebut tentu saja memberikan stimulus pada peserta didik untuk meningkatkan sikap positif (tidak mudah mengantuk, tidak mudah bosan, aktif, dan berminat) terhadap pembelajaran Fisika.
Penerapan model Project Based Learning dianggap sesuai untuk materi Fisika seperti sumber daya energi karena peserta didik dapat difasilitasi dalam pembuatan projek yang berkaitan dengan materi, diantaranya pembuatan pembangkit listrik dari miniatur kincir angin, tenaga mikrohidro, ataupun miniatur panel surya.
Projek yang telah dibuat dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang nyata dan menarik, sehingga minat belajar peserta didik meningkat dan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Pembuatan projek juga melatih kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik.
Berdasarkan permasalahan pembelajaran yang dikemukakan di atas dan hasil kajian literatur serta wawancara, peningkatan  minat belajar serta pemahaman peserta didik melalui model Project Based Learning dengan metode penugasan Projek sangat perlu dilakukan.
Meskipun demikian, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini yaitu guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran PJBL sehingga masih ada beberapa sintaks pembelajaran yang belum runtut; guru membutuhkan persiapan yang lebih lama untuk menyiapkan permasalahan, konsep, alat dan bahan, media, LKPD, dan lainnya; proses pembelajaran membutuhkan alokasi waktu yang lebih lama; ada kemungkinan peserta didik hanya menguasai satu topik tertentu sesuai yang dikerjakannya; membutuhkan kesiapan mental peserta didik dalam proses pembelajaran; karakter dan kemampuan peserta didik sangat beragam sehingga peserta didik yang terbiasa aktif dalam pembelajaran akan senang dengan model pembelajaran ini, sedangkan peserta didik yang pasif akan merasa kurang nyaman. Jadi perlu adanya pembiasaan.
Tantangan yang ada di atas dapat diatasi dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
- Penerapan model Project Based Learning dalam pembelajaran selama beberapa kali sehingga guru maupun peserta didik lebih terbiasa.
- Guru berkolaborasi dan berdiskusi dengan rekan sejawat dalam menyusun perangkat dan instrumen yang akan digunakan saat pembelajaran.
- Guru melakukan beberapa persiapan, seperti pembuatan dan pencetakan LKPD, menyiapkan beberapa alat yang akan digunakan peserta didik untuk membuat produk miniatur kincir angin, pengecekan LCD projector untuk mendukung media ppt yang disiapkan, melakukan pengecekan kelancaran jaringan internet di ruang kelas, dan memberi informasi kepada peserta didik melalui WA grup untuk mempersiapkan diri sebelum pelaksanaan pembelajaran.
- Guru mendorong peseta didik agar lebih tepat waktu dalam mengerjakan LKPD dan menyelesaikan tugas yang ada di dalamnya.
- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok secara heterogen, sehingga peserta didik yang aktif dan punya kemampuan lebih dapat menjadi tutor bagi teman sekelompoknya.
- Guru secara bergantian membimbing tiap kelompok dan memberi bantuan jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan.
- Guru membantu dan mendorong peserta didik yang pemalu agar lebih percaya diri dalam mempresentasikan hasil projeknya, membimbing siswa dalam mengemukakan pendapat, dan memberikan reward bagi kelompok yang aktif.