Mohon tunggu...
Dwi Lestari Wiyono
Dwi Lestari Wiyono Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja di industri Food and Beverage yang menyukai dunia kepenulisan

Dwi Lestari atau Dwi Lestari Wiyono adalah seorang Pekerja - Penulis – Sajak – Cerita, serta menjadi bagian dari NaDi Collection Series @nadicollectionseries (instagram akun) sebuah seni dalam tumbler. Dwi pun bisa dijumpai: Facebook : Dwi Lestari Wiyono (Dwi) Instagram: @dwilestariwiyono

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepotong Kuas XII

20 April 2024   00:05 Diperbarui: 20 April 2024   00:06 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dwi Lestari Wiyono 

Oleh : Dwi Lestari Wiyono
 
Seperti apakah ia? Seperti apakah rupa dan wajah dari seseorang yang memiliki kemampuan untuk memutuskan perjanjian? Pria atau wanita? Muda, tua, seratus tahun atau jangan-jangan usianya sama denganku awal pertengahan empat puluh. Empat puluh lima tahunkah usianya? 

Apakah ia nampak seperti pendeta, orang suci atau ia malah nampak umum sama halnya seperti warga biasa, warga kebanyakan? Bagaimana aku bisa menemukannya hanya dengan petunjuk minim? Aku memang memiliki kepekaan. Aku memang memiliki insting yang luar biasa tajam. 

Aku tidak bermaksud untuk menyombongkan kemampuanku tapi ini memang sudah terbukti kebenarannya; sudah teruji. Aku saat ini masih berstatus sebagai manusia bumi tentunya. Ada batasan-batasan yang mana tidak mampu aku lampaui sebagai manusia. Ada pembatasnya. 

Selalu ada pembatas. Kuakui dengan jujur aku belum mampu menembusnya, aku belum mampu menggapainya. Kemampuanku belumlah cukup, kemampuanku belumlah mampu merengkuhnya. Aku termasuk tipe orang yang teramat jujur dalam hal menakar diri. Seorang pemilik perjanjian sukses pastilah ia memiliki kemampuan di atas rata-rata. Kau tidak perlu membedahnya dengan otakmu. Kau tidak mungkin dapat menjabarkannya sebaik diriku.
 
Mereka yang pada umumnya entah itu memiliki kemampuan dalam hal kepekaan maupun kemampuan lainnya seringkali atau kerap kali mungkin tidak mau mengakui batasan-batasan yang mereka miliki; sombong, jumawa.  Mereka lupa bahwa sejatinya di atas langit masih ada langit. Itu bukan sekedar ungkapan atau peribahasa saja, itu pengingatmu, ingatlah kita tidak bisa mengukur kemampuan seseorang hanya dari melihatnya saja. 

Kita juga tidak diperbolehkan sekali lagi tidak diperbolehkan mencoba kemampuan seseorang hanya karena kita merasa penasaran. Hanya karena ia memiliki getaran yang berbeda dari diri kita. Akui sajalah, jangan menyangkal dan jangan mengelak, kau pasti pernah atau bahkan sering mencoba seseorang hanya karena didorong rasa penasaran. Munafik. Kau tak berbeda denganku. Jangan sombongkan keimananmu serta laku ibadahmu jika kau masih berbuat demikian. Satu kata dariku, munafik.
 
Jika kau mumpuni bahkan bila kau berkubang di lembah kesesatan kau akan menampilkan jiwa kasatriamu. Tidak perlu memakai baju jirah dan mengisi senjatamu dengan rentetan peluru hanya untuk menjadi seorang kasatria. Seseorang yang memiliki jiwa kasatria akan mengakui kekalahannya secara jantan. 

Akan mengakui kelemahannya walau dengan kepala tertunduk. Akan berhenti mencoba jika ia sudah tahu bahwa kemampuan yang dimilikinya tidak sebanding dengan lawannya. Akan .... Mengapa aku harus repot-repot mengurusinya. Itu hak mereka, itu otoritas mereka. Aku tidak akan turut campur. Biarkan saja mereka, paling-paling aku hanya menunjukkan wajah masam atau nyinyir mungkin bila berpapasan, berjumpa mereka tanpa sengaja. Munafik dan membuatku muak.
 
Terima dirimu apa adanya. Terima kelemahan dan kelebihanmu secara gagah. Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang mampu melampaui Tuhan bahkan bila mereka bergelar Tuhan di bumi sekalipun. Hormati, hargai pilihan seseorang. Hitam putihnya dirimu bukan mereka yang menilai maupun memutuskan. Hitam putihnya dirimu biarkan Tuhan menilainya. 

Jangan kau sengaja melakukan sebuah dosa bila kau tahu itu sebuah dosa yang muntlak. Kebenaran itu pahit, kebenaran membuatmu berpaling. Akui dirimu, terima dirimu meskipun kau kelam. Hargai dirimu sebelum kau belajar untuk menghargai seseorang. Tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan. 

Tidak ada kata kiamat sebelum bumi benar-benar mengumumkan kematiannya. Buka matamu buka hatimu. Tajamkan penglihatanmu tajamkan intuisimu selayaknya aku. Kebenaran itu nyata tapi tidak semua kebenaran dapat terlihat dengan mata telanjang. Kenalilah sebelum sesal kemudian. Kenalilah sebelum orang yang paling kau sayang berpaling karena terlampau jenuh dengan tabiatmu.
 
Malaikatku bernama Nicholas, Nicholas Aelo Joseph. Seorang putra yang ku adopsi beberapa tahun silam secara resmi bersama mendiang istriku. Siapa sosok malaikat bagimu kawan? Buena noches amigo. Selamat malam kawan.
 
bersambung ...
 
(2017/2024)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun