Mohon tunggu...
Dwi Lestari Wiyono
Dwi Lestari Wiyono Mohon Tunggu... Buruh - Pekerja di industri Food and Beverage yang menyukai dunia kepenulisan

Dwi Lestari atau Dwi Lestari Wiyono adalah seorang Pekerja - Penulis – Sajak – Cerita, serta menjadi bagian dari NaDi Collection Series @nadicollectionseries (instagram akun) sebuah seni dalam tumbler. Dwi pun bisa dijumpai: Facebook : Dwi Lestari Wiyono (Dwi) Instagram: @dwilestariwiyono

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sepotong Kuas VII

6 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 6 Maret 2024   15:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dwi Lestari Wiyono

Oleh: Dwi Lestari Wiyono
 
Kau menanam harapan pada tanah kosong
Kau memupuk harapan pada tempat yang tak seharusnya kau datangi
Jangan sesali keputusanmu bila yang kau tuai hanya sebuah angan kosong
Menarilah bersama angin
Menarilah bersama cahaya
Menarilah seakan hidupmu hanya tinggal menunggu hari esok.

***

Kugenggam bintang dan kuhempaskan ia selayaknya angin. Helaan napasku semakin panjang, semakin berat. Mungkinkah pria tua itu sudah lama mengamatiku? Aku tak bisa menjelaskannya dengan otakku, pemikiranku terhambat, tersumbat oleh beban masa lalu. Pria asing itu datang dan menemuiku tanpa terduga. Menemui atau bertemu tanpa sengaja? Entahlah kata-kataku menjadi tak karuan, susunannya tak beraturan. Aku kacau; merasa frustasi.
 
***
 
Kasatria dan petarung? Pada masa kini? Tentunya tanpa baju jirah dan tanpa sebilah pedang. Jika aku berjalan dengan memakai pakaian atau kostum semacam itu tentulah mereka akan mengira aku sedang mengikuti sebuah festival? Tapi, festival di mana?
 
Ada banyak hal yang kusimpan. Ada banyak hal yang sengaja kurahasiakan secara rapat. Aku tertutup dan cenderung menaruh curiga. Bagaimana bisa kau membagi kisahmu bila itu terlalu kelam dan terlalu menyakitkan. Aku menyembunyikan kisahku pada sebuah senyuman.
 
"Mikael ... Mikaela, Apa kau sudah cek persediaan bulan ini?"
"Dalem ibunda, semuanya sudah clear."
 
Tak mungkin aku membagi kisahku pada orang lain. Tak mungkin, dan tak mungkin. Mereka akan terperanjat dan kaget bila mendengar kisahku. Bahkan mungkin mereka akan memberikan stigma gila padaku. Psikologi atau bahkan psikiater? Omong kosong, aku tidak gila.
 
***
 
Kulumuri pusaka ini dengan doa. Kulumuri pusaka ini dengan puji-pujian khusus. Aku hormati leluhurku, aku hormati mereka yang sudah ada melampaui diriku. Aku orang yang mudah beradaptasi, bahkan teramat mudah. Terkadang julukan dingin disematkan padaku dengan mudahnya. Tenanglah ... tenang aku tak akan membunuhmu karena aku masih seorang manusia dan aku masih punya hati.
 
***
 
Berkati aku dalam pemujaan kali ini
Berkati aku hingga aku tak bodoh dan tak salah dalam melangkah
Berkati aku,
...
....

***


Satu
Dua
Tiga.
Menyalalah. Datanglah engkau wahai jiwa yang kupuja.
 
bersambung ...

(2017/2024)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun