Oleh: Dwi Lestari Wiyono
Birunya langit mewarnai hatiku. Birunya langit membutakan ingatan, sekilas. Siapa aku ...? Dimana aku ...? Aku benar-benar tidak mampu untuk mengingatnya. Seorang pria asing datang padaku suatu ketika dan berkata bahwasanya ia mengenalku. Aku terpana dan berkata serta bertanya dalam hatiku,
Sungguhkah kau mengenalku?
Mikaela Aelo Joseph, itu sebuah nama indah yang diberikan ibu asuh padaku. Aku sebatang kara. Aku beranggapan.
Birunya langit menerpa wajahku. Birunya langit tanpa sempat aku menerkanya menyibak alam bawah sadarku. Aku seorang kasatria. Aku seorang petarung.
"Mikaela ... Mikaela, Apa yang sedang kau lakukan? Kemarilah ibu membutuhkan bantuanmu."
Perlu kau ketahui aku tumbuh besar tanpa seorang ayah. Aku tumbuh besar hanya bersama ibu Ratih Kasih, ibu asuhku.
"Nenek, Mengapa aku hanya mempunyai ibu Ratih sebagai ibuku? Apakah aku mempunyai ibu yang sebenarnya, seorang ibu yang melahirkanku?"
Nenek tidak pernah mengatakan yang sebenarnya mengenai ibuku. Siapa ia? Bagaimana rupanya? Maupun hal lainnya yang berkaitan tentangnya, entahlah. Dulu itu selalu menjadi pertanyaan besarku. Tentunya hanya sebatas pertanyaan besar yang mengendap, mengganjal sekaligus terendap di relung terdalam. Namun aneh, aku tidak mempermasalahkannya kini. Aku rasa, aku mengerti mengapa nenek melakukannya.
"Mikaela cucuku, kelak bila nenek berpulang pada Sang Pencipta rawatlah ibumu Ratih seperti ia merawatmu dahulu. Penuh kasih ... penuh kehangatan, penuh cinta."
"Nenek."
bersambung ..
(2021/2023)