Mohon tunggu...
DWIKY CHANDRA
DWIKY CHANDRA Mohon Tunggu... Peternak - Mahasiswa

Hobi saya adalah berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkat Menurunnya Harga Jual Peternakan di Era Covid 19 sebagai Berikut

31 Oktober 2022   11:45 Diperbarui: 31 Oktober 2022   11:50 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) telah dinyatakan oleh World Health Organization (WHO) sebagai sebuah pandemic dan Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak. Pandemi covid-19 tidak hanya menyerang kesehatan masyarakat namun juga berdampak negative pada sektor ekonomi terutama pada sub sektor peternakan. Sektor peternakan yang dimaksud pada topik kali ini adalah Usaha Peternakan Ayam Rakyat. Faktor-faktor pendorong dampak negative selain covid-19 sendiri adalah kebijakan pemerintah yang berusaha menekan penyebaran virus dan ternyata malah menjadi mimpi buruk bagi para pengusaha peternakan ayam rakyat di Jawa Timur. Beberapa kebijakan yang dibuat justru mengganggu proses kegiatan usaha dan perubahan kondisi pasar termasuk pada usaha ternak ayam rakyat di Jawa Timur. Maka dari itu, beberapa pejabat ataupun pemerintah di linkup kecil berusaha menekan dampak negative yang sudah terlanjur dirasakan oleh banyaknya pengusaha peternakan ayam rakyat. Seperti halnya Wemmy Niamawati, Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sudah menyatakan bahwa pemerintah akan berusaha memfasilitasi pembelian ayam dari peternak yang terdampak covid-19. Sangat diharapkan sekali trobosan atau langkah ini dapat meringankan beban peternak akibat ganasnya dampak covid-19.
Sabtu, 18 April 2020 bertempat di Surabaya Wemmy menyampaikan ucapannya tadi dan akan menindaklanjuti informasi yang telah beredar jika ada peternak Madiun secara suka rela membagikan ayam hidup kepada Masyarakat dikarenakan anjloknya harga ayam ras broiler. Akhirnya petugas Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur segera memastikan informasi tersebut. Secara lantang Wemmy menegaskan bahwa pada saat ini Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur terus berdiskusi serta berkoordinasi dengan Kementan dan pihak-pihak terkait lainnya demi mengatasi permasalahan harga ayam hidup di peternakan rakyat.
Sudah terdapat beberapa trobosan untuk mengatasi menurunnya harga jual di peternakan ayam rakyat. Kementan maupun Provinsi Jawa Timur sudah menyarankan dan membantu memperkuat penjualan online seperti bekerja sama dengan operator aplikasi penjualan online yakni contoh kecilnya adalah tanihub maupun bermitra dengan perusahaan transportasi online. Wemmy pun menambahi, beliau mengatakan bahwa penyebab rendahnya harga ayam pedaging di tingkat peternak ialah kelebihannya pasokan karena semakin menurunnya permintaan pasar akibat wabah covid-19 ini. Hal ini semakin diperberat dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar ataupun sering dikatakan PSBB. Sehingga semakin menambah gangguan dalam distribusi Ke Jabodetabek. Provinsi sentra ayam lainnya seperti Jawa Barat, Banten dan Jawa Tengah juga mengalami hal yang sama. Wemmy berpendapat menurut informasi-informasi yang telah ia dapatkan melalui petugas Pelayanan Informasi Pasar yakni PIP di Madiun bahwa harga ayam hidup adalah Rp. 10.000/kilogram di kandang peternak sedangkan dikonsumen sekitar Rp 23.000/kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa pedaging masih menerima margin keuntungan yang cukup besar. Wemmy pun menghimbau agar pada saat pandemic covid-19 ini pedagang juga harus mempunyai sebuah rasa empati kepada peternak. Wemmy berharap mereka dapat membeli dengan harga yang layak, jangan mengambil margin yang terlalu berlebihan. Kembali menegaskan bahwa pemerintah pun tidak akan tinggal diam dengan segala upaya dilakukan agar terselamatkannya peternak kecil di luaran sana.
Kembali kepada informasi yang telah beredar dan sudah dilakukan sebuah penelusuran bahwa telah ditemukan informasi jika Yusak Dwi P, seorang pengusaha ayam potong Anugerah Farm telah membagi-bagi ayam bertempat di Pasar Dungus, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Yusak Dwi P melakukan aksinya pada hari Kamis tanggal 16 April Lalu. Hal itu ia lakukan sebagai ungkapan rasa kekecewaan atas menurunnya harga ayam hidup broiler dan agar pemerintah menyadari serta memperhatikan keadaan itu. Sehingga berharap dapat menarik perhatian pemerintah atas aksi yang telah Yusak Dwi P lakukan. Sebagai sebuah informasi serta data, populasi ayam ras pedaging di Jawa Timur per bulan April 2020 adalah 62.518.017 ekor dan Kabupaten Madiun Sebanyak 525.641 ekor (0,84% dari total populasi). Berdasarkan Permendag Nomor 7 Tahun 2020 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan di tingkat konsumen, menyebutkan harga di batas bawah pembelian daging ayam ras ditingkat peternak menjadi Rp. 19.000/kilogram. Sehingga terkait penetapan harga sepenuhnya menjadi kewenangan Kementrian Perdagangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun