PendahuluanÂ
Sebagai bagian dari upaya global untuk mengatasi perubahan iklim, Indonesia berkomitmen untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengelola dana hasil pungutan dari industri kelapa sawit, yang bertujuan mendukung pengembangan dan keberlanjutan sektor perkebunan kelapa sawit.Â
BPDPKS memainkan peran penting dalam membantu pelaksanaan kebijakan pemerintah, mempromosikan praktik berkelanjutan, dan meningkatkan penerimaan negara. Artikel ini akan membahas bagaimana BPDPKS berkontribusi dalam mencapai target NZE melalui berbagai inisiatif dan dampaknya terhadap ekonomi serta lingkungan.Â
Sinergi Antar Sektor dalam Mencapai Target NZEÂ
Sinergi antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai target NZE. Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC), Indonesia menetapkan target penurunan emisi sebesar 31,89 persen dengan sumber daya nasional dan 43,2 persen dengan bantuan internasional.Â
Seperti yang dilansir dari www.infosawit.com  (2023), BPDPKS berperan sebagai jembatan antara berbagai pemangku kepentingan dengan memfasilitasi kerja sama dan kolaborasi.
 Salah satu contoh sinergi ini terlihat dalam kolaborasi antara perusahaan-perusahaan kelapa sawit dan lembaga penelitian untuk mengembangkan praktik pertanian yang berkelanjutan. Hal ini penting untuk mengurangi emisi karbon dari proses produksi kelapa sawit, yang dikenal sebagai salah satu penyumbang utama deforestasi dan emisi gas rumah kaca di Indonesia.Â
BPDPKS juga berkontribusi dengan memberikan pendanaan untuk proyek-proyek yang berorientasi pada keberlanjutan. Dengan lebih dari Rp 4 triliun yang dikelola oleh BPDPKS, dana ini dialokasikan untuk riset dan pengembangan teknologi baru yang dapat membantu mencapai NZE, seperti teknologi pemantauan emisi dan pengelolaan limbah.Â
Dengan dukungan dana tersebut, berbagai inisiatif seperti penanaman pohon, rehabilitasi lahan, dan penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.Â
Inovasi Limbah menjadi EnergiÂ