Busana daerah merupakan ciri khas kebudayaan suatu daerah dan merupakan bagian dari identitas nasional di bidang busana. Sebagai ciri khas, pakaian adat memang dijadikan penanda untuk sesuatu, biasanya berupa doa atau pencerminan suatu sikap. Selain itu, busana daerah juga bagian integral dari warisan budaya suatu daerah dan mencerminkan sejarah, tradisi, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Dengan memakai pakaian tradisional, kita dapat menghargai dan melestarikan warisan budaya kita. Pada zaman dahulu busana daerah sering digunakan pada acara-acara besar seperti upacara adat, pernikahan, dan acara keagamaan. Bahkan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada seiring perkembangan zaman, pakaian adat sekarang jarang digunakan dan hanya digunakan pada acara-acara tertentu dan kebutuhan gaya fashion saja. Bahkan anak muda zaman sekarang kebanyakan menggunakan busana-busana asing, sehingga sedikit demi sedikit mulai tergusur lah busana-busana daerah. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang digantikannya busana daerah oleh busana asing.
Fenomena ini dapat dilihat dengan jelas di berbagai daerah, mulai dari panggung mode hingga ke kehidupan sehari-hari. Contoh fenomena yang pernah dijadikan bahan perbincangan (viral) di sosial media bahkan di televisi pada pada bulan April 2022 yaitu Citayam fashion week berada di kawasan Dukuh Atas, jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat. Pada fenomena tersebut menunjukkan semakin banyak generasi muda Indonesia yang lebih memilih untuk mengenakan busana barat atau gaya global yang populer daripada mempertahankan warisan busana daerah mereka. Pertanyaannya, apakah ini merupakan sebuah pergeseran alami dalam tren mode global ataukah tanda dari hilangnya identitas budaya?
Pertama-tama, kita perlu memahami faktor-faktor yang menyebabkan fenomena ini. Globalisasi telah membawa dengan dirinya akses yang lebih besar terhadap budaya luar, termasuk mode. Media sosial dan industri hiburan memainkan peran besar dalam menyebarkan tren dari berbagai belahan dunia, seringkali menjadikan busana barat sebagai simbol status dan modernitas. Modernisasi yang menunjukkan perubahan gaya hidup dan nilai-nilai masyarakat menyebabkan penurunan minat terhadap busana tradisional dan lebih memilih busana yang lebih modern dan praktis. Selain itu, urbanisasi menyebabkan orang lebih cenderung memilih pakaian yang praktis dan serbaguna, yang seringkali tidak sesuai dengan busana tradisional yang mungkin memerlukan perawatan khusus atau terlalu formal untuk dipakai sehari-hari.
Namun, penting untuk menyadari bahwa busana daerah bukan hanya sekadar pakaian. Mereka mencerminkan sejarah, nilai-nilai, dan identitas suatu komunitas. Dalam upaya untuk menyambut tren global, kita mungkin kehilangan sesuatu yang berharga yaitu akar budaya kita sendiri. Busana daerah adalah bagian penting dari pewarisan budaya yang harus dijaga dan dihargai. Ketika kita mengenakan busana daerah, kita tidak hanya mengenakan kain dan desain, tetapi juga menceritakan kisah tentang nenek moyang kita, tentang kehidupan di tanah air kita.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menemukan keseimbangan antara mengadopsi tren global dan mempertahankan identitas budaya kita. Ini bukanlah tentang menolak busana asing sepenuhnya, tetapi tentang menghargai dan mempromosikan kekayaan budaya kita sendiri. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan memiliki peran penting dalam hal ini. Program-program pendidikan dan promosi budaya dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya mempertahankan tradisi dan mendorong generasi muda untuk bangga dengan warisan budaya mereka.
Selain itu, ada potensi besar untuk menggabungkan elemen-elemen busana tradisional dengan gaya modern, menciptakan sesuatu yang unik dan menarik bagi pasar lokal maupun internasional. Desainer mode Indonesia telah menunjukkan bakat luar biasa dalam menciptakan busana yang menggabungkan tradisi dengan inovasi, memberikan ruang bagi busana daerah untuk tetap relevan dalam konteks mode global saat ini. Oleh karena itu, jika ada acara fashion show yang ada di dalam atau diluar negeri desainer mode Indonesia mempunyai kesempatan untuk mempromosikan busana daerah yang dibuatnya tujuannya agar menarik daya beli masyarakat baik dalam negeri atau luar negeri sehingga Indonesia bisa bersaing dalam pemasaran global.
Dalam kesimpulannya, digantikannya busana daerah oleh busana asing di Indonesia bukanlah sebuah fenomena yang bisa diabaikan begitu saja. Ini mencerminkan dilema yang lebih besar antara memelihara identitas budaya dan merespons tren global. Namun, dengan kesadaran yang tepat dan upaya bersama dari semua pihak, kita dapat merawat warisan budaya kita sambil tetap terbuka terhadap pengaruh luar yang positif. Ini adalah langkah penting untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia agar tetap hidup dan bersemi di tengah arus globalisasi yang terus bergerak maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H