Faktanya, AI memungkinkan pengumpulan data dalam bentuk matriks dan algoritma berbasis perintah, yang kemudian dapat ditulis dalam bentuk cerita naratif, dan kemampuan untuk mempublikasikan data berita sebagai berita, semuanya secara otomatis.
Kehadiran AI di ruang redaksi dapat menimbulkan bias, terutama bagaimana proses validasi yang berjalan dengan baik dalam pengelolaan redaksi harus digantikan oleh AI. Sangat menarik jika kita melihat bagaimana bias yang tercipta pada AI dalam praktik jurnalisme ruang redaksi.
Kecerdasan buatan menggeser peran manusia dalam jurnalistik dimasa depan?
Dapat dikatakan bahwa peran manusia dalam jurnalisme secara perlahan digantikan oleh proses otomatis dan robot.
Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak perusahaan media yang "mempekerjakan" jurnalis robot untuk mengungkap tren dan wawasan tersembunyi melalui analisis data besar dan merekamnya dalam bentuk naratif tanpa keterlibatan manusia.
Associated Press (AP) adalah salah satu organisasi berita pertama yang menggunakan AI pada tahun 2014, bermitra dengan startup bernama Automated Insight untuk menggunakan AI untuk menghasilkan artikel atau berita tentang laporan keuangan perusahaan.
Pada tahun yang sama, Los Angeles Times mulai membuat peringatan gempa otomatis menggunakan algoritma komputer yang diambil dari pusat data USGS (United States Geological Service).
Washington Post pada tahun 2016 juga memulai penggunaan sistem kecerdasan buatan yang dinamakan heliograf, dengan tujuan memproduksi berbagai artikel dan informasi termasuk laporan-laporan singkat mengenai Olimpiade Rio de Janeiro (AW Utoyo, A Putranto, 2022, hal. 87).
Contoh lain yaitu seperti pada Beritagar.id, walaupun Robotorial menjadi teknologi Nature Language Generation (NLG) yang menggantikan wartawan dalam menulis berita dan mereka tidak merasa terancam dengan kehadirannya.
Robotorial mengambil tugas jurnalis menulis artikel statistik dan berulang, memungkinkan jurnalis lain untuk menulis artikel yang bersifat analitis dan mendalam.
Dalam mencari data, para wartawan Beritagar.id masih harus turun ke lapangan untuk mencari berita yang lebih serius, yang membutuhkan wawancara, dan harus memverifikasi data terlebih dahulu.