Mohon tunggu...
Dwikorahardo Histiajid
Dwikorahardo Histiajid Mohon Tunggu... profesional -

Saya bukan orang pintar dan bukanlah seorang penulis, Saya bukan sarjana. Namun ijinkanlah saya untuk belajar menulis. Saya adalah Senior Art Director di sebuah perusahaan EO, sebelumnya di Advertising Agency dan Food Supplement. Sebelumnya juga pernah sebagai editor di pets magazine, marketing dan trader perdagangan berjangka, di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Polisi Sumbing

5 Maret 2010   18:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hanya hiburan...

Cerita ini tidak bermaksud menghina / menyinggung Polisi, sama-sekali tidak, hanyalah cerita khayalan. Cerita yang saya dapatkan dari teman saya yang juga seorang Polisi. Mohon jangan dianggap serius dan dimasukkan ke hati.

Pada suatu hari teman saya kena tilang di jalan, karena ada rambu lalu-lintas dilarang belok yang ia langgar. Ia tidak tahu karena rambu tersebut terhalang oleh dahan pohon yang banyak daunnyaa

"Priiiii......tttt!!" Tiba-tiba terdengar suara peluit Polisi yang muncul dari balik pohon, yang semula Polisi tersebut tidak kelihatan. Teman saya pun berhenti, dan Polisi tersebut menghampiri teman saya.

"Ada apa Pak?" Tanya teman saya. Polisi tersebut menunjuk ke arah rambu tersebut, dan teman saya pun segera paham.

"Him...! Him...!" Pinta Polisi sambil menadahkan tangannya.

"Apa Pak!?"

"Him...! Him...!" Ulang Polisi tersebut. Teman saya memperhatikan gerak mulut si Polisi, sambil menebak-nebak dalam hati, apa sih yang dimaksud dengan him itu? Oh..., ternyata Polisi tersebut bibirnya sumbing. Pantas saja ngomongnya nggak jelas, dan him itu maksudnya SIM.

"Oh..., SIM? Bilang dong kalo SIM. Ini Pak..." Jawab teman saya sambil memberikan SIM A-nya.

"Mmmm..., hapa hagi ya...? Hapa hagi ya...? Him, ada... Mmmm..., hetehenka! Hetehenka!" Pinta si Polisi lagi, cari-cari alasan.

"Apa Pak!?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun