Perdagangan Berjangka Hard Commodity merupakan perdagangan kontrak berjangka komoditi tambang dengan penyerahan atau tanpa penyerahan di kemudian hari, seperti; minyak OPEC dan emas, dalam bentuk Kontrak Gulir dan Kontrak Index.
Ilustrasi Hard Commodity
Misalnya: Kontrak Index Emas (KIE)
- Investor A memprediksi harga emas akan naik pada tanggal 26 Maret 2010, membeli 10 lot KIE (contract size = 10.000 index / lot) pada harga 9210. Harga closing pada tanggal 26 Maret 2010 adalah 9810. Keesokan harinya, investor melikuidasi posisinya pada harga 9230, dengan bunga overnight sebesar 4 %, maka;
Perhitungan laba / rugi:
= (9230 – 9210) X 10.000 X 10 lot
= Rp. 2.000.000,-
Perhitungan bunga:
= 9810 X 10 lot X 10.000 X (- 4 %)
_______________________
360 hari
= (Rp. 109.000,-)
Fee = Rp. 100.000,- / lot settle X 10 lot
= Rp. 1.000.000,-
Laba bersih = Rp. 2.000.000 – Rp. 1.000.000 – Rp. 109.000
= Rp.891.000,-
Â
- Investor B memperkirakan harga emas akan turun pada tanggal 26 Maret 2010, menjual kontrak emas LOCO pada harga 624.50 sebanyak 10 lot. Harga closing pada hari itu adalah 623.65. Keesokan harinya, investor melikuidasinya pada harga 622.50, dengan bunga overnight sebesar 0.5 %, maka;
Perhitungan laba / rugi:
= (624.50 – 622.50) X 100 troy ounce X 6.000 X 10
= Rp. 12.000.000,-
Â
Perhitungan bunga:
= 623.65 X 100 X 6.000 X (- 0.5 %) X 10 lot
_____________________________
360 hari
= (Rp. 51.970,-)
Fee= 10 lot X $ 25 / side X 6.000
= Rp. 3.000.000,-
Laba bersih= Rp. 12.000.000 – Rp. 51.970,83 – Rp. 3.000.000
= Rp.8.948.029,-
Sumber: mifx
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H