Kita jadi boleh bertanya, siapa yang mengajari mereka kenapa tega melakukan korupsi? Dan kenapa hingga hari ini tabiat, kehendak dan budaya berkorupsi alias menggarong uang negara itu masih dan terus saja dilakukan?Â
Kenapa lebih memilih jalan hidup yang bodoh dan sesat daripada jalan pengabdian yang termulia yang bisa mengantarnya dalam sebutan sebagai manusia budiman dan pahlawan dalam kehidupan.Â
(Dwi Klik Santosa)Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!