Masa kecil yang penuh petualangan. Tentunya sangat menyenangkan. Menjadi anggota pramuka dan melakukan kegiatan-kegiatan kepanduan, misalnya berkemah ke hutan, ke alam ruang terbuka, yang pendeknya jauh dari kemapanan di rumah adalah salah satu cara untuk mendidik, melatih dan menjadikan seorang pandu mandiri dan bisa mengatasi persoalannya dengan memakai banyak alternatif.
Seorang Rendra seperti yang pernah sampai ceritanya ke saya, masa kecilnya adalah seorang pandu yang brilian. Apa saja kegiatan kepanduan yang diikuti dan diujikan kepadanya selalu dikerjakan paling cepat, paling unik dan mendapat pujian kakak pembinanya.
Maka tidak heran, jika suatu saat kepada Pak Broto, ayahnya, ia pernah berkata, "aku ingin menjadi jenderal, ayah."
Dan mungkin mendapat anggukan dari sang ayah, meski pada suatu kali , orang tua itu kaget dan kecewa karena Rendra yang remaja berkata kepadanya dengan sungguh-sungguh, "aku ingin menjadi penyair saja, ayah."
Betapa menjadi penyair itu? Apakah wajar dan bisa menghidupi sebagai profesi? Toh, Rendra tidak pernah mundur dari minat dan keinginannya.
Merenungkan kisah ini bagi saya, membuktikan seorang Rendra yang mandiri dan punya sikap yang jelas. Keraguan ayahnya, sekalipun secara kecenderungan adalah benar belaka, tetapi, toh, Rendra geming dan menjadilah kemudian ia penyair.
Bahkan Remy Silado dalam sebuah pengakuannya di atas mimbar mengenang Rendra, sebagai seorang yang menerima sematan apa saja; baik penyair, cendekiawan, dramawan dsb. memberinya gelar "Aria Manggala" atau ksatria yang selalu di depan.
Apa hubungan kisah ini dengan kepramukaan? Ya, siapa tahu saja, ada hubungannya. Jika memang niatnya ingin membuka ruang-ruang yang mungkin untuk itu.
Salam Pramuka!
(Dwi Klik Santosa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H