Lomba-lomba pitulasan yang semarak dilakukan di kampung-kampung kita merupakan sebuah gambaran, bahwa perayaan HUT Kemerdekaan kita selalu disambut dengan suka cita.Â
Sudah menjadi tradisi bagi bangsa Indonesia bahwa memasuki Agustus, sebagai bulan kemerdekaan ada kegembiraan yang terekspresikan lewat kegiatan-kegiatan warga dalam menyambutnya.Â
Atribut merah putih yang dikreasi sedemikian rupa menghiasi kampung, dan juga dimeriahkan dengan aneka lomba pitulasan yang menampilkan kehebohan dan kelucuan-kelucuan. Semua itu mengisyaratkan kegembiraan.Â
Kita bisa bayangkan, jika masih Indonesia kita terdera penjajahan. Kita bisa bandingkan, dengan suasana di Ukraina dan Palestina. Yang mencekam dalam keseharian karena didera perang.Â
Atau kita bisa melongok peristiwa kemarin. Hari-hari yang tercekam penularan virus mematikan, hidup dalam bayang-bayang wabah dan penyakit ganas seperti 2 tahun ini kita dihantui pandemi Covid-19.Â
Alhamdulillah, hari ini kita sudah bisa bernapas lega. Tidak ada perang. Pandemi korona pun sudah bersifat endemi dan berangsur-angsur pulih.Â
Memang kondisi ekonomi kita masih jauh dari pulih. Tapi bangsa ini bangsa pejuang. Akan terus berjuang untuk mendapatkan kondisinya yang normal dan pulih seperti semula.Â
Kegembiraan menjelang 17 Agustus, adalah nalurinya setiap WNI yang mencintai negaranya. Maka sudah sepantasnya memang, kemerdekaan itu harus disyukuri. Meski dengan kemeriahan lomba-lomba pitulasan, tetapi itu sebuah cermin dari sikap dan kecintaan yang terekspresikan.Â
Terutama bagi anak-anak, keikutsertaan mereka dalam mengikuti lomba-lomba pitulasan itu punya maknanya yang tersendiri. Karena ada semangat juang dalam keikutsertaan itu. Bagaimana bisa menjadi juara. Tentu ada kegembiraan jika berhasil juara. Pun jika kalah, harus bersikap nerima dan tetap bisa bergembira.Â
Seringkali kita melihat anak-anak yang menangis karena kecewa tidak mampu menjadi juara. Tapi anak-anak itu selalu punya caranya sendiri untuk dapat melupakan kekecewaannya itu. Tahun besok masih ada Agustus, tentu kalah di hari ini akan bisa menang di Agustus berikutnya.Â
Mengikuti lomba-lomba pitulasan dalam kegembiraan, meski kalah dan atau menang sekalipun, menjadi sebuah momentum yang mengenalkan arti kemerdekaan itu dalam penalaran dan kejiwaan anak-anak.Â