[caption id="attachment_4360" align="alignleft" width="300" caption="Pernikahan Anas Urbaningrum dari kiri Dwiki, Mariam, Anas, Tia, Iim, Yanti Susanti dan Ita Konita PB HMI Periode 1997-1999 (Koleksi Pribadi)"][/caption]
Jelang shalat Jum'at (14/5/2010) di Kompleks Masjid Baiturahman DPR-RI. Saya duduk di bawah rerimbunan pohon korma yang cukup teduh di pelataran masjid. Adzan berkumandang. Sekonyong-konyong di samping kiri saya duduk, seseorang menggelar sajadah. Ternyata Anas Urbaningrum. Saya menyalaminya. Bertegur sapa sejenak. Saya lihat wajahnya yang kuyu (barangkali kecapaian). Lantas sembari mendengarkan khutbah Jum'at, saya tawarkan jasa pijat refleksi. Ia mengulurkan tangan kanannya, lantas saya pijat perlahan-lahan ke titik-titik refleksinya.
Dipijat, itulah salah satu kegemaran Anas Urbaningrum semenjak saya mengenalnya lebih dari sepuluh tahun lalu. Beruntung saya memiliki "keahlian" memijat, sehingga di antara fungsionaris Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Periode 1997-1999, saya punya kesempatan mengobrol hal-hal ringan dengannya. Terkadang ia mengaduh, tatkala ada titik refleksi bagian tubuhnya yang saya tekan cukup keras dengan jari telunjuk.
Kegemaran lain Anas Urbaningrum (selain membaca) yakni olah raga. Ia menguasai olah raga bulu tangkis, bola volly dan sepak bola. Untuk meredam konflik-konflik intern di PB HMI yang acap mencuat lantaran hal-hal sepele, ia manfaatkan sarana olah raga (dalam hal ini sepak bola) untuk mengakrabkan anak buahnya. Maka minimal dua minggu sekali, diadakan pertandingan sepak bola bertempat di halaman Pusat Kegiatan HMI Graha Insan Cita Jl Prof Lafran Pane Depok. Setelah malam sebelumnya dilangsungkan Rapat Harian atau Rapat Presidium PB HMI. Ajang olah raga semacam itu buat fungsonaris PB HMI amat manjur untuk menganyam suasana kekeluargaan. Pula mencairkan perbedaan-perbedaan kecil (sebelum bermuara konflik) antara fungsionaris PB HMI.
Suasana kekeluargaan tatkala Anas Urbaningrum memimpin PB HMI juga terejawantahkan dari cara dia memperhatikan hal-hal kecil (namun amat humanis) anak buahnya di PB HMI. Mulai dari membantu dan menyemarakkan pernikahan anak buah hingga studi S-2 fungsionarisnya. Beberapa kali di masa kepengurusan PB HMI 1997-1999, anak buahnya melangsungkan pernikahan. Anas Urbaningrum membantu dana (tentunya dengan mencarikan sponsor), dan menggerakkan fungsionaris ramai-ramai menghadiri pesta perkawinan fungsionaris dimaksud.
Tatkala beberapa fungsionaris terbelit masalah kelangsungan studi S-2 di Pasca Sarjana Universitas Indonesia dan beberapa perguruan tinggi lain, tanpa diduga Anas Urbaningrum ikut memikirkan soal itu. Bukan hanya dipikirkan, dalam suatu Rapat Harian PB HMI diumumkan para fungsioaris PB HMI yang tengah dirundung masalah dana studi S-2 itu, malam itu juga diselesaikan. Bagaimana cara Anas Urbaningrum mencari sponsor pendanaan studi S-2 itu, saya juga tidak tahu. Namun perlu pembaca ketahui, hingga hari ini barangkali era PB HMI Anas Urbaningrum lah yang banyak menghasilkan doktor. Salah satu anak buahnya yang menjadi buah bibir di kancah akademik internasional, yaitu Taruna Ikrar, alumni HMI Cabang Makassar.
Hal sepele lain. Saat-saat Anas Urbaningrum menjabat anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), di kala Idul Fitri, saya menyambangi rumah mertuanya di Kompleks Ponpes Krapyak Yogyakarta. Kebetulan jaraknya hanya 3 kilometer dari rumah mertua saya di Jalan Imogiri Timur Bantul. Di rumah mertua Anas Urbaningrum, KH Atabik Ali Maksum itu , selama beberapa kali Idul Fitri saya tak lupa disuguhi kuliner khas keluarga mertuanya, yakni Gudeg Manggar (yaitu sayur gudeg yang bahan dasarnya 'manggar' atau cikal bakal buah kelapa). Rasanya cukup berbeda dengan gudeg biasa yang berbahan dasar buah nangka. Nah, lantaran saya membawa pula anak istri bersilaturahmi Idul Fitri itu, tidak lupa sebelum pulang ia berikan 'uang fitrah' buat anak saya. Jumlahnya cukup lumayan. Hehehe.
Saya rasa itu dulu secarik kenangan tentang Anas Urbaningrum. Sementara itu, menyinggung soal pembicaraan di awal tulisan ini, saya menawari ia berkenan hadir bila diundang acara Kompasiana MODIS. Saya katakan acaranya setelah Kongres ke-2 Partai Demokrat. Menang atau kalah di ajang kongres, biar nanti Kang Pepih (Pepih Nugraha) yang menghubungi. Ia menganggukkan kepala. Tanda setuju.
Ternyata pada Kongres ke-2 Partai Demokrat di Bandung yang baru saja usai, Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Periode 2010-2015. Mudah-mudahan saja ia akan menepati janjinya: kumpul dengan blogger di ajang Kompasiana MODIS. Semoga ....
******
Artikel ringan ini pertama terpublikasi di Dwiki Setiyawan's Blog