[caption id="attachment_3016" align="alignleft" width="300" caption="Display Buku-buku Mbah Surip di Toko Buku Gramedia Cijantung (dwiki file)"][/caption]
SEKURANG-kurangnya sudah ada lima buah buku yang diterbitkan mengenai sosok dan kiprah Mbah Surip semenjak penyanyi nyentrik berambut gimbal dengan tawa khas itu meninggal pada Selasa 4 Agustus 2009 lalu. Di Toko Buku Gramedia Cijantung Jakarta Timur, saya sempat mencatat (sekaligus diijinkan memotret, makasih supervisor TB Gramedia) kelima buku yang telah diterbitkan tersebut. Masing-masing: 1). Mbah Surip I Love You Full karya HM Siradj, 2). Mbah Surip Kesaksian dari Seberang Jalan karya Achmad Mufid AR, 3). Mbah Surip I Love You Full karya Riten Literatur, 4). Tawa & Air Mata Mbah Surip Mengungkap Rahasia Terdalam Mbah Surip karya Hernawan Harnanto, dan 5). Mbah Surip We Love You Full... karya Jodhi Yudono.
Empat buku pertama yang saya sebutkan di atas, telah saya skimming (teknik baca cepat untuk mengidentifikasi ide pokoknya). Sedangkan buku ke-5, Mbah Surip We Love You Full.. karya Kompasianer Jodhi Yudono, telah saya baca semenjak diluncurkan berbarengan dengan Perayaan Ulang Tahun ke-1 Kompasiana pada 22 Oktober lalu di Marios Place Cikini Jakarta Pusat.
Ada yang perlu saya garisbawahi dari pernyataan singkat oleh Jodhi Yudono pada peluncuran bukunya Mbah Surip We Love You Full tersebut. Ia tidak semata-mata mengharap keuntungan secara pribadi atas penerbitan bukunya itu. Ada misi sosial didalamnya. Bila pembaca tertarik dengan isi buku yang pada bagian-bagian berikut nanti saya ungkapkan, perlu diketahui bahwa 50 % dari keuntungan atas royalti buku yang terserap oleh pasar akan disumbangkan penulisnya kepada ahli waris Mbah Surip. Menurut Jodhi Yudono, hal itu telah dibicarakan dengan ahli waris Mbah Surip. Lho kok bisa?
[caption id="attachment_3018" align="alignleft" width="200" caption="Cover Buku Mbah Surip We Love You Full... (dwiki file)"]
Inilah barangkali nilai plus dari misi penerbitan buku karya Jodhi Yudono ini. Sementara itu, pembaca pasti akan dibuat tercengang manakala tahu hubungan perkawanan yang sudah lama terjalin antara Jodhi dengan Mbah Surip semenjak tahun 2003. Bahkan kala Mbah Surip belum apa-apa dan bukan siapa-siapa, pada 2004, sebagai wartawan, Jodhi telah menuliskan profil Mbah Surip di Kompas Cyber Media yang ia kemas dalam format percakapan (halaman 122).
Buku Jodhi ini nyaris menjadi biografi resmi Mbah Surip yang bernama resmi Urip Achmad Ariyanto. Di Bab "Riwayat Buku Ini", Jodhi juga menuturkan bahwa gagasan membuat biografi Mbah Surip telah disepakati semenjak setahun sebelum kepergiannya. Beberapa penerbit yang ditawari calon buku Mbah Surip, rata-rata menjawab sama, "Siapa Mbah Surip?"
"Ternyata, segala ketertarikan saya terhadap Mbah Surip sebagai pribadi yang unik dan penuh semangat yang layak diketahui publik, tidak cukup mampu menggugah minat para penerbit untuk mengangkatnya ke dalam sebuah buku," ujar Jodhi.
Baru setelah lagunya seperti "Tak Gendong", "Bangun Tidur", "Melody Security" meledak, dan Mbah Surip muncul tiap hari di pangung hiburan musik dan wawancara televisi serta disusul oleh kematiannya yang mendadak, penerbit besar dan kecil ramai merilis biografi Mbah Surip.
***
[caption id="attachment_3047" align="aligncenter" width="450" caption="Mbah Surip Dikelilingi Cewek Cantik (www.okezone.com)"]