Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mati Ketawa Merapi Ala Reporter Televisi

30 Oktober 2010   20:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:58 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dua orang kru televisi (satu reporter dan satu kamerawan) dari stasiun XX Indonesia ditugaskan meliput aktivitas gunung Merapi. Awal-awal melaporkan peristiwa langsung dari lokasi kejadian tidak ada masalah. Cukup memikat reportasenya, hingga suatu ketika si reporter di atas melakukan suatu kesalahan kecil namun cukup fatal akibatnya!

Saat televisi-televisi beken manca negara menyiarkan letusan cukup dahsyat dibarengi keluar dan meluncurnya "wedhus gembel" alias awan panas, tayangan langsung televisi XX di atas hanya menampilkan sosok gunung Merapi yang kelam dan kehitam-hitaman saja. Sang reporter hanya melaporkan, "Pemirsa, baru saja terjadi dentuman keras gunung Merapi. Penduduk sekitar Merapi terperanjat mendengar gelegar yang baru saja kami dengar. Namun, semuanya masih terkendali."

Koordinator liputan televisi XX di kantor pusat Jakarta terkesiap aliran darahnya. Batapa tidak? Semua stasiun televisi manca negara dan satu dua televisi lokal telah menayangkan gambar meluncurnya "wedhus gembel", mengapa tv ini belum juga menayangkan? Si Korlip jengkel. Ia pun segera menelepon reporter TV yang ditugaskan itu.

"Hai, kambing congek. Posisi kamu ini di mana? Semua stasiun TV telah menayangkan gambar turunnya "wedhus gembel", mengapa kamu tidak melakukan hal serupa?"

"Maaf, Bos. Posisi saya ternyata di balik gunung di mana "wedhus gembel" itu meluncur!" kata si reporter itu tanpa merasa bersalah.

"Dasar wedhus (kambing) kalian berdua itu!" tandas si Korlip sembari membanting handphone-nya.

******

Sumber Gambar: http://escoret.net/

Posting di atas hanya fiksi dan imajinasi saya belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun