Warning FBI¹: Kisah Inge Menjuarai Kontes Terbesar, Terheboh dan Terpanas ini diperuntukkan bagi Kompasianer di atas usia 18 tahun. Apabila ada Kompasianer belum mencapai umur dimaksud, dan tengah tersesat membaca tulisan, silakan segera enyah dari Negeri Ngotjoleria ini. Sekali lagi kami ingatkan, sebelum agen-agen FBI mendeportasi anda!
Syahdan, tatkala sedang panas-panasnya isyu klaim budaya milik Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu lalu, diam-diam di Singapura berlangsung sebuah kontes terbesar, terheboh dan terpanas. Yakni, kontes siapa dan dari negara mana pemilik, maaf lho, payudara terbesar.
Kontes Internasional gila-gilaan itu sendiri diikuti perempuan-perempuan 'super' dan agak gila (dalam pandangan awam) dari 5 benua. Pula hadiah yang ditawarkan panitia tergolong gila-gilaan pula. Mau tahu hadiahnya? Untuk Juara 1, keliling dunia melihat 77 tempat-tempat eksotis dengan kapal pesiar super mewah selama 7 minggu penuh. Dilanjutkan keliling mengunjungi 7 keajaiban dunia bersama penerbangan pesawat super jumbo A-380 dari Singapura Air Lines selama 7 hari penuh. Dan mencicipi naik kendaraan super besar di Amerika Serikat yang biasa dipakai untuk mengangkut pesawat ulak-alik selama 7 jam.
Perhatikan baik-baik. Deretan hadiah yang ditawarkan untuk Juara 1 di atas sudah mencakup moda transpotasi air, udara dan darat yang serba super. Sangat pas dengan kontes itu sendiri. Belum lagi dengan hadiah uang tunai yang nilainya juga super, dan pernak-pernik hadiah lainnya dari sponsor. Pokoknya, serba membuat ngiler.
Dalam kontes itu, Indonesia sendiri diwakili oleh Inge Dudul. Khusus didatangkan dari tugas belajarnya di Inggis ke Singapura dengan paksa oleh Baginda Asa. Sebagai sosok pencari bakat, Baginda ASA awalnya kebingungan ketika akan mengirim kontestan dari Indonesia. Belum apa-apa, terendus kalangan wartawan dan diberitakan secara masif, akhirnya niat Baginda ASA akan mengirim seorang kontestan ikut kontes payudara itu mendapat tantangan hebat dari dalam negeri. Sekalipun demikian, tak kehilangan akal, Baginda ASA akhirnya berimprovisasi. Ia memang tidak mengirim kontestan dari dalam negeri, namun hanya mendatangkan kontestan Indonesia yang tengah berada di luar negeri untuk kontes di Singapura itu.
Pada babak semi final terpilih 6 orang kontestan dari 5 benua. Asia sendiri sebagai benua penyelenggara mendapat 2 wakil untuk tampil. Eropa diwakili Belanda. Afrika diwakili Pantai Gading. Amerika diwakili Venezuela. Australia diwakili Australia. Sementara Asia diwakili Indonesia dan Malaysia.
Setelah dilakukan penjurian superketat, akhirnya di babak final tersisa 3 kontestan. Masing-masing Belanda, Indonesia dan Malaysia. Berbeda dengan sesi sebelumnya yang tertutup, khusus untuk partai final ini terbuka untuk publik. Berlangsung di ballroom sebuah hotel ternama kota itu.
Di hadapan ribuan penonton yang hadir, dengan dekorasi dan tata panggung menawan, tampilah Ketua Dewan Juri ajang kontes dimaksud untuk mengumumkan para jawaranya. Sementara 3 finalis kontes berdiri bebeberapa meter dari podium. Hanya diterangi lampu temaram, sehingga tidak begitu nampak bentuk fisik mereka.
Terlebih dahulu Ketua Dewan Juri menyampaikan pengantar singkat tentang kontes tersebut....
"Hadirin yang berbahagia. Setelah melalui tahapan menegangkan dan melelahkan, saatnya kini kami menyampaikan dasar pemikiran dan info penting terkait ajang kontes terbesar, terheboh dan terpanas di abad ini. Kami merasa terhormat kali ini bisa menyelenggarakan sebuah kontes akbar di kolong jagad ini. Perlu kami sampaikan, kontes ini diikuti lebih 100 negara dari 5 benua. Di babak-babak awal, banyak kontestan gugur lantaran payudara mereka tidak alami. Mereka datang ke kontes ini agar memenangi kontes dengan berbagai cara untuk membesarkan payudara mereka. Ada yang menggunakan dan memakai ramuan tertentu, namun sebagian besar gugur di babak kualifikasi lantaran gemar melakukan operasi plastik. Perlu kami tegaskan, kontes ini hanya menilai perempuan-perempuan yang memiliki payudara alami. Dirawat dengan alami pula, dan mereka yang memiliki organ tubuh itu merasa bangga dan percaya diri dengan anugerah Tuhan yang dimilikinya."
Belum selesai dewan juri menyelesaikan alasan yang dikemukakan, tepuk tangan membahana dari penonton memenuhi gedung, pertanda penonton setuju dengan argumentasi dewan juri.