Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etos Kerja dalam Bisnis

29 Desember 2009   05:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_3670" align="alignleft" width="225" caption="Etos Kerja dalam Bisnis"][/caption]

DEWASA ini pembahasan mengenai etos sudah makin terdengar akrab dan populer. Berbarengan dengan itu, di rak-rak toko buku terpajang buku-buku tentang sukses di Indonesia. Hakikatnya etos tidak tumbuh di lahan kosong. Ia senantiasa berkembang seiring dengan dinamika kehidupan masyarakat di tengah arus perkembangan pelbagai hal secara global. Dengannya pula tidak ada orang yang menganggap etos tidak penting.

Delapan Etos kerja yang dikupas tuntas buku ini, diharapkan oleh penulisnya, Jansen Sinamo, diniatkan sebagai buku yang hidup bersama isi yang dikandungnya, memandu dan menginspirasi pembacanya. Ia diharapkan melaju hingga menjadi semacam 'kitab suci' para pekerja.

Etos kerja yang dibicarakan dalam buku ini dipangkalkan pada delapan konsep agung yang sifatnya abadi. Rahmat, Amanah, Panggilan, Aktualisasi, Ibadah, Seni, dan Pelayanan adalah konsep-konsep yang sudah bersama kita sejak berabad-abad silam dan masih relevan bermilenia lagi ke depan. Selama peradaban manusia masih ada delapan kata besar ini akan tetap aktual dan penting. Menurut pengarang buku ini, seluruh peradaban manusia berporos pada delapan konsep utama di atas.

Dalam setiap peradaban manusia dijumpai rumusan-rumusan khas tentang sukses dan dalam bingkai itulah manusia senantiasa berikhtiar menggapainya. Masyarakat Batak, misalnya, merumuskan sukses sebagai perolehan dan pemilikan kekayaan (hamoraon), kemuliaan (hasangapon), dan keturunan (hagabeon). Masyarakat Jawa mementingkan bebet, bibit, bobot disamping wanito, wismo, turonggo, kukilo agar selalu slamet lan santoso.

Sedangkan masyarakat Barat dewasa ini menganggap kebugaran, pendidikan, kemakmuran, kekuasaan, popularitas, dan gaya hidup mewah dengan segenap simbol-simbolnya sebagai tanda dan ukuran keberhasilan.

Didorong dan dituntun oleh nilai-nilai tersebut, masyarakat kemudian mendayagunakan segenap energinya untuk meraih sukses dimaksud. Energi ini, menurut Jansen, disebut sebagai Roh Keberhasilan (The Spirit of Succes).

Akan tetapi perlu segera ditegaskan, roh keberhasilan di atas bukanlah sejenis mantra yang bisa menyihir kekalahan menjadi kemenangan, menyulap kemiskinan menjadi kemakmuran, atau melepas topeng kegagalan menjadi wajah kesuksesan. Roh keberhasilan masih membutuhkan aksi, keringat, darah, dan air mata agar bayi sukses bisa dilahirkan. Aksi itu tiada lain adalah kerja keras. Dengannya akan terjelma energi besar untuk setia mengarahkan pada cita-cita sukses.

Dengan kerja keras disemangati roh keberhasilan, manusia akan mengeksplorasi dan mengekploitasi segenap potensinya dan mengubahnya menjadi aktualisasi yang berguna. Dan melalui pekerjaan pula manusia mengukuhkan eksistensinya, memperbaiki nasibnya dan memuliakan martabat kemanusiaannya.

Apakah setiap orang yang bekerja senantiasa menuai sukses? Ternyata tidak. Sekedar mau bekerja belumlah cukup. Kita harus bekerja, dan bekerja secara profesional. Kemauan bekerja belumlah berarti kesanggupan, melainkan baru sekedar tanggapan atas kemungkinan sukses. Karenanya manusia membutuhkan sebuah piranti untuk mengubah kemauan menjadi kesanggupan. Piranti itulah, menurut Jansen Sinamo, yang dinamakan etos kerja. Dengan demikian, dibutuhkan jalinan berkelindan yang erat dan sinergis yang mantap antara roh keberhasilan dengan etos kerja.

Delapan Etos yang ditawarkan penulis buku ini, masing-masing: Rahmat, Amanah, Panggilan, Aktualisasi, Ibadah, Seni, dan Pelayanan dimaksudkan sebagai navigator sukses di sepanjang perjalanan karir bagi siapapun yang mendambakan sukses itu dengan segenap hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun