Seorang laki-laki datang kepada kepada Nabi Muhammad saw dan meminta nasehat tantang bagaimana caranya menghentikan tiga kebiasaan buruk yang senantiasa mendera dirinya: berzina, korupsi, dan berdusta.
“Berhentilah berdusta dan dua sifat buruk lainnya akin segera berhenti,” ujar sang nabi.
“Bagaimana mungkin bisa demikian, wahai utusan Tuhan?” tanya orang itu penuh keheranan.
“Jika engkau tetap berkata jujur, engkau akan mengatakan dengan jujur kepada istrimu dengan siapa engkau tidur. Pula asal muasal harta yang telah engkau korupsi,” jawab Nabi.
***
Kisah tentang berzina, korupsi dan berdusta di atas saya sadur dari buku The Book of Arabic Wisdom: Proverb & Anecdotes, karya Hussain Mohammed Al-Amily. Buku ini kaya dengan untaian kata mutiara dan cerita-cerita anekdot bernafaskan Islam yang diambil dari khazanah dunia Arab.
Bagi kita umat Islam yang dalam hitungan hari akan menyelesaikan ibadah puasa ramadhan tahun ini, tentunya ingin merengkuh makna spiritual puasa. Salah satu makna spiritual yang dapat kita rengkuh itu adalah kejujuran. Dengan menjalankan ibadah puasa, seseorang sejatinya tengah menempa permata kejujuran di dalam cangkang hatinya.
Kejujuran yang bersemi dari benih yang kita tanam saat menjalankan ibadah puasa itu, diharapkan setelahnya menjadi landasan bagi perbuatan yang kita lakukan. Lantaran kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana, dengannya akan menghindarkan kita dari berbuat tidak baik atau kecenderungan ke arah semacam itu.
Semoga demikianlah kiranya.
*****
Sumber Ilustrasi Gambar: http://richfistertobing.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H