Ada dua tindakan memalukan yang membedakan antara dosen dan politisi. Tindakan itu dapat mengakibatkan terjungkalnya jabatan kedua profesi terhormat itu dengan kadar yang berlainan. Dua tindakan dimaksud, yakni: plagiasi dan selingkuh.
Bila seorang dosen ketahuan melakukan plagiasi atau menjiplak karya tulis orang lain, maka tidak ada ampun baginya. Nama baik jatuh, kredibilitas merosot hingga periuk nasi terpelanting. Namun jarang kita dengar seorang dosen yang ditengarai melakukan selingkuh (ketahuan atau dilaporkan) terhambat karirnya.
Sebaliknya bila seorang politisi terendus melakukan plagiasi, niscaya ia akan aman di posisi empuk yang tengah didudukinya. Pada saat beriringan, begitu seorang politisi diwartakan media massa terlibat main serong dengan perempuan bukan istrinya, disertai bukti-bukti entah foto atau video, sudah dapat dipastikan ia terjungkal dari jabatannya dengan sangat menyakitkan.
Tak perlu saya paparkan bukti-bukti atas pernyataan di atas. Begitulah perbedaan nyata antara dosen dan politisi. Hehehe.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H