[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta"]
[/caption] Dari Gambar-gambar Hasil Scan
Cinta tidak mengetahui kedalaman maknanya... hingga tiba saatnya perpisahan. Manakala berpisah, entah untuk sementara atau selamanya, barulah kita menyadari akan hakikat cinta. Demi memilih jalan cinta, kadangkala perpisahan dua insan berlain jenis lantaran sedepa perbedaan terasa menyesakkan dada. Larik-larik kalimat pembuka tulisan ini, sangatlah tepat dan pas apabila kita sematkan untuk menggambarkan dilema yang dihadapi dalam film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta.
Dilema 3 Hati Dua Cinta, Satu Dunia berkisar pada suatu pertarungan batin dua insan atas nama cinta di atas perbedaan agama. Sesungguhnya jurang perbedaan agama itu bagi yang melakoninya tidak ada masalah. Masalahnya sendiri datang dari pihak keluarga. Tantangan keras mengemuka. Dalam urusan cinta, memang tidak mudah untuk memenangkan ego masing-masing. Musti ada pilihan-pilihan yang acapkali sulit diputuskan. Disinilah puncak dari dilema 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta itu: engkau boleh memilih, namun tak mungkin dapat memiliki semuanya.
Mengangkat tema toleransi agama, film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta yang disutradarai Benny Setiawan ini, diangkat dari novel Da Peci Code dan Rosid & Delia karya Ben Sohib. Dialog-dialog segar berlatar budaya Arab-Betawi nan menghibur amat kental mewarnai film ini.
Kisahnya sendiri bertumpu pada jalinan asmara sepasang anak manusia berbeda agama. Antara Rosid (Reza Rahadian), seorang perjaka Arab-Betawi muslim dengan Delia (Laura Basuki) seorang gadis Manado katolik. Scene yang menawan dengan tampilan-tampilan laku ritual agama tokoh sentralnya dalam beberapa adegan seakan ingin menyampaikan pesan kepada pemirsa: betapa indahnya hidup di tengah perbedaan.
Namun demikian, ternyata perbedaan dalam keyakinan itu tak seindah dan semudah yang dibayangkan keduanya. Lantaran --sebagaimana sudah sekilas diungkap-- jalinan cinta berbeda agama itu ternyata mendapat tantangan kuat dari pihak keluarga masing-masing. Tantangan inilah yang kemudian memunculkan tokoh Nabila (Arumi Bachsin) untuk meredam jalinan cinta beda agama antara Rosid dengan Delia.
Akankah Rosid berpaling? Tak perlu saya menjawabnya. Silakan saja menonton sendiri film 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta yang kini tengah tayang di bioskop-bioskop kesayangan anda semenjak 1 Juli 2010 lalu. Yang jelas, akting yang diperankan para pemainnya dalam film ini sangat berkarakter. Mengalir. Mengharukan. Pula mengaduk-aduk perasaan.
[caption id="attachment_4646" align="alignleft" width="300" caption="Atas Nama Cinta (courtesy: http://www.film3hati.com)"]
Namun, jikalau boleh mengkritik, film ini memang tidak lepas dari kekurangan. Misalnya, adegan demontrasi yang dilakukan beberapa pemuda Islam, seakan keluar dari konteks. Tak ada mendung, tak ada hujan sekonyong-konyong klub kajian yang diikuti Rosid dan Delia beserta teman-temannya didemo. Suatu adegan yang dipaksakan masuk. Barangkali maksudnya untuk menyindir aktivitas sebagian kelompok kecil masyarakat kita yang punya perangai semacam itu.