Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Jalan Cinta

16 April 2010   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:46 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang yang menginginkan keselamatan hidup hendaknya tidak memasuki Jalan Cinta. Lantaran berpikir tentang keselamatan acapkali membelokkan hati dari ketaatan terhadap yang dicintainya. Menjadi budak bagi diri sendiri dapat mengalihkan cinta kepada cara berpikir yang menyesatkan. Seorang pecinta sejati, sekalipun tidak pernah memperoleh kasih sayang yang sesungguhnya, tanpa disadari ia akan mati tatkala sedang berusaha merengkuhnya. Apabila engkau seorang pecinta, kejarlah kekasihmu. Perolehlah apa yang dapat diperoleh, yakni kebahagiaan. Atau engkau akan menjumpai maut di pintu gerbang kerinduan?

Kalimat di atas diungkap pemikir Islam Persia abad pertengahan dengan nama pena Sa'di. Menurut Sa'di, cinta menuntut sebuah kesetiaan yang luar biasa. Seorang pecinta senantiasa memberi, selalu mengagumi, tidak pernah menuntut kepada yang dicintai dan tidak pernah mencari-cari kesalahan. Kualitas cinta manusia ditakar berdasarkan tingkat kedekatannya dengan hal-hal yang bersifat mistis dalam mencintai Sang Maha Pencinta. Sebagaimana cinta kepada Tuhan dapat menyerap substansi ketuhanan, demikianlah pula cinta pada manusia, sang pecinta harus mencari kepuasan seutuhnua melalui pengingkaran total.

Sa'di lahir di kota Shiraj (kini masuk negera Iran) pada 1194, tidak lama setelah Shalahuddin Al-Ayubi merebut Jerusalem dari para tentara Perang Salib. Ia meninggal pada 1291. Hampir berusia satu abad. Jalan hidupnya hingga usia lanjut penuh lika-liku. Suka membaca dan berpetualang sejak kecil, Sa'di tumbuh menjadi pribadi yang matang dalam mensikapi riak-riak dan gelombang kehidupan.

Menurutnya, kehidupan merupakan sebuah misteri yang sangat sulit untuk dipahami manusia. Namun demikian bagi orang-orang yang memiliki kejernihan nurani dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam desiran aliran air, bunga yang sedang mengembang dan kicauan burung.

Kata Sa'di, "Iman dapat mengisi kerinduan, sehingga pemikiran terbuka lebar. Hakikat Tuhan merupakan persoalan amat pelik untuk diketahui, kebaikan-Nya sangat nyata. Bahkan kebaikan itu terdapat dalam tarikan nafas yang dihirup dan dihembuskan sehingga dapat memperpanjang hidup kita,"

Ia mengetahui banyak hal, di samping gemar membaca buku, juga lantaran ia telah menjalani banyak kehidupan. Di mana dalam hidupnya ia  menyaksikan beragam peristiwa dengan mata kepalanya sendiri dan dengan sepenuh perasaannya. Pergumulan hidup dan kehidupan yang telah dialami dengan segala romantikanya itu lantas ia tuangkan dalam karya tulis. Generasi masa kini dapat mengenal Sa'di melalui karyanya Bustan (Scented Garden) dan Gulistan (The Rose Garden). Dua karya tulis terkenal dari Sa'di. Di luar keduanya, antara lain: Risalat dan Ghazaliyyat

Dalam Bustan, ia berbicara tentang keadilan, kedermawanan, kerendahan hati, cinta, kesabaran, pemerintahan yang baik, penyesalan, kesungguhan dan kepuasan.

Sedangkan dalam karya Gulistan, ia mengupas soal moral, peribahasa, aforisma dan intisari tantang kenegaraan, cinta dan masa muda, kemiskinan, usia tua, pengorbanan dalam agama dan sebagainya. Tema- tema itu ia anyam dengan episode penceritaan yang menghibur dan mendidik.

Kesemua tema dimaksud dalam Bustan dan Gulistan berasal dari pengalaman dan pengamatannya sendiri maupun yang pernah ia dengar dan ia baca. Pendek kata, Sa'di merupakan 'ensiklopedis berjalan'.

Kini saatnya saya kutip beberapa aporisma dari Sa'di tentang cinta. Dengannya saya berharap, mutiara kata Jalan Cinta ini dapat menjadi spirit menapaki kehidupan bagi sidang pembaca:

  • Cinta adalah api dan nasehat adalah angin.
  • Cinta tidak membuka misterinya kepada mata yang penuh nafsu.
  • Semua perasaan menjadi dewasa oleh usia kecuali cintaku yang tampak bertambah karena isinya.
  • Sia-sia menasehati orang yang sedang jatuh cinta, nasehat yang dibutuhkan hanyalah seorang kekasih.
  • Cinta adalah abadi bilamana yang dicintai adalah hati yang suci, dan kekasih dari mata nan jernih.
  • Adalah wajar bahwa seorang kekasih yang patah hati seperti diriku, akan gelisah dan terbakar laksana seekor ngengat oleh nyala lilin kecantikanmu, sementara ia menerangi hati orang lain, dengan pesona bintangnya.
  • Tidak mudah untuk mencari kesalahan pada orang yang kita cintai, karena perasaanmu telah dikuasai oleh orang yang engkau cintai.
  • Jika engkau mengharapkan keamanan dirimu maka jangan mengikuti jalan cinta. Jika engkau takut gelombang, jauhui lautan. Jika engkau sedang mencari sekuntum bunga, jangan lupakan "kejengkelan hati" karena durinya.
  • Jika keinginan (nafsu) mengundang penderitaan, dan tidak berbeda dengan kedamaian jiwa, aku lebih suka menderita seribu kali denganmu, ketimbang menikmati kesenangan tanpa dirimu.
  • Jika cinta adalah lautan, maka hati akan dapat meminumnya hingga kering, dan masih tetap merasa haus.
  • Jika hatimu menolakku, kirimi aku memori tentang cinta untuk kusimpan bersama rahasiaku tentang dirimu.
  • Aku mengira bahwa aku bisa mengurangi rasa sakit akibat kerinduan akan cinta dengan kesabaran. Tetapi sejalan dengan waktu yang terus berlalu, aku menyadari bahwa diriku lebih menderita karena cinta, dan kurang memiliki sifat sabar.
  • Bila seorang pimpinan jatuh cinta pada sekretarisnya, maka sang sekretaris adalah pemimpin.
  • Di manapun kekuasaan cinta timbul, maka kekuasaan yang kuat dari kesucian akan menjadi lemah.
  • Seseorang boleh jadi telah menghapal al-Qur'an, akan tetapi tatkala pikirannya dikacaukan dengan cinta, ia akan melupakan hurup-huruf al-Qur'an tersebut.
  • Dulu ketika dirimu masyhur dengan kemolekanmu, engkau telah mengusirku, dan sekarang bahwa wajahmu telah digores oleh usiamu, engkau mengharapkan cintaku.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun