Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kunci Utamanya Disiplin (Panduan Menulis 3)

24 Desember 2009   10:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:47 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

APABILA pikiran kita senantiasa hidup tidak mungkinlah jiwanya mati. Jiwa seorang penulis senantiasa memacarkan cahaya berbinar-binar dan berpendar-pendar. Tak lekang oleh panas, pula tak lapuk oleh hujan.

ooOOOoo

Telah saya kemukakan pada dua seri tulisan sebelumnya bahwa seorang (calon) penulis mula-mula "Memancangkan Tonggak Niat", selanjutnya "Menetapkan Pelabuhan Tujuan". Dengannya saya mengamsumsikan anda telah siap untuk unjuk aksi (action) dalam menulis.

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas menulis, berkenaan dengan keberlanjutan tulisan-tulisan yang dihasilkan. Lantaran telah saya kemukakan bahwa aktivitas menulis merupakan kegiatan yang terus menerus. Tiada henti dan musti diasah terus dalam tungku perapian, hingga lahir pedang tajam (tulisan bermutu). Oleh karenanya, kunci utama seseorang untuk mempertajam pedang kepenulisan tersebut, yakni menyangkut soal disiplin dari si penulisnya.

Di blantika maya Indonesia, sudah ratusan ribu blog dibuat.  Bermunculan blog baru setiap hari, dan perkembangannya bagaikan cendawan di musim hujan. Fenomena ini layak kita syukuri, mengingat pula mudahnya orang membuat blog. Kecenderungan peningkatan kuantitas blog-blog personal atau institusi ini tidak mungkin bisa dibendung oleh siapapun.

Namun demikian,  kecenderungan peningkatan kuantitas blog di tanah air ini belum diimbangi oleh kualitas tulisan-tulisan yang dihasilkan para blogger. Isi-isi postingan yang bermutu dan berbobot serta mencerahkan pengunjung memang juga mengalami peningkatan di banyak blog, tetapi dibanding peningkatan kuantitas keberadaan blog-blog baru yang muncul, jurang perbedaan antara jumlah dan mutu masih menganga lebar.

Problematikanya, saya rasa blogger agak malas belajar dan mendisiplinkan diri. Malas melakukan inovasi baru dan kurang bisa mengorganisasi diri dalam disiplin ketat. Dalam banyak pikiran blogger, "Buat apa capek-capek memposting tulisan hasil pikiran sendiri, kalau dengan copy paste (copas) saja blognya dikunjungi orang." Suatu pemikiran gegabah yang musti dikaji ulang.

Alih-alih dengan copas dari sumber lain yang tengah trend, bernada kontroversial, dan "mengumbar" syahwat, maka  blognya akan dapat banyak  kunjungan dan komentar. Kenyataannya memang demikian yang terjadi. Namun saya tegaskan di sini, fenomena copas sumber lain (dengan modifikasi tertentu) itu trend sesaat dan menipu diri sendiri.

Meng-copas sumber lain untuk kasus-kasus tertentu dalam suatu postingan dengan menyebutkan sumber asli, saya rasa masih bisa ditoleransi. Asalkan tidak terus menerus melakukannya. Jauh lebih penting menelurkan hasil pikiran sendiri. Sekalipun itu hanya beberapa paragraf kalimat, dan jelek pula hasilnya. Persoalannya bukan dalam hal singkat dan jeleknya postingan tersebut. Justru di situlah kelebihan sebuah blog, darinya akan ada kritik dari sidang pembaca. Dan berangkat dari kritik tersebut, lambat laun semakin baiklah tulisan yang dihasilkan.

Jika anda hanya gemar copas, hakikatnya anda seorang pengekor (follower). Padahal keberadaan blog sebagai penyampai pesan dapat pula dijadikan sebagai pemandu kecenderungan (trendsetter). Yang saya maksud dengan trendsetter, bisa jadi blog tersebut malah dijadikan rujukan blog lain, dan  mungkin media massa arus utama (mainstream). Namun semuanya kembali pada di masing-masing isi kepala para blogger. Yang  berbeda-beda dalam cara pandang dan melihat akan keberaadaan blognya. Singkat kata tergantung kepentingannya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun