E.F. Schumacher dalam bukunya "Small is Beautiful" (Kecil itu Indah), mengungkapkan bahwa indikator utama agar sebuah bangsa maju, bukan terletak pada sumber daya material. Namun bertumpu pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu inti kualitas SDM yang disebut Schumacher ialah disiplin. Pula halnya dalam hal aktivitas menulis (blog), disiplin musti dijadikan bahan bakar utama untuk menghidupkan tungku perapian aktivitas menulis. Lantaran dari situ, akan lahir pedang tajam (tulisan) yang kian berkualitas.
Disiplin dalam memperbaharui konten blog (update), mengandung arti bahwa anda punya jadwal rutin untuk menulis. Masing-masing blogger bisa menentukan sendiri jadwal rutin tersebut tergantung kesibukan yang dihadapi. Lantaran menulis juga berkaitan dengan aktivitas membaca dan mengobservasi peristiwa yang dialami, maka aktivitas membaca dan mengobservasi itu juga musti didisiplinkan. Sebab tanpa keduanya, hasil tulisan anda akan hambar dan kurang pengayaan.
Dapat diartikan pula bahwa disiplin menyangkut sesegera mungkin beraksi dalam menulis. Tidak menunda-nunda, apalagi hingga waktu yang lama. Dengan demikian, anda punya "deadline" untuk tulisan anda sendiri. Apabila kita menunda tulisan, maka kadangkala akan sulit mengumpulkan lagi pikiran dan semangat untuk melanjutkan tulisan dimaksud. Lebih-lebih jika itu berdasarkan suatu observasi atas suatu peristiwa yang dialami. Banyak detail yang terlewat dan lupa.
Demikianlah sekedar suatu motivasi untuk (calon) penulis atau blogger. Rupa-rupanya, untuk menjadi penulis atau blogger kita musti tabah ketimbang melakukan aktivitas lainnya. Seorang dokter apabila sudah mengantongi ijazah kedokteran, maka ia bisa langsung bekerja atau membuka praktek sendiri. Tidaklah demikian dengan seorang penulis atau blogger. Tidak ada perguruan tinggi atau workshop blog yang dapat memberikan ijazah penulis atau blogger kepadanya. Menjadi blogger murni didapat dari praktek sendiri di lapangan. Termasuk pula perihal memperbaharui tulisan di blognya, musti didasari suatu displin ketat. Demikianlah adanya.
*****
Untuk tulisan motivasi perihal menulis lainnya, saya telah memposting di blog personal beberapa waktu lalu. Tajuk tulisan itu, "Menulis Ibarat Koki Memasak". Apabila anda ada waktu, silakan telusuri posting yang cukup inspiratif dimaksud.
Bersambung Bagian 4: Proses Kreatif Menulis
ooOOOoo
Artikel ini diikutsertakan dalam kontes menulis yang diadakan oleh Indonesia Menulis yang diSponsori oleh:
01. Sawa Sanganam
02. Mbak Diah
03. Bujang Rimbo
04. Ahmad Sofwan
05. WP Template Gratis
06. Khairuddin Syah
07. Reseller Indobilling
08. Ardy Pratama
09. Hangga Nuarta
10. Abdul Cholik
11. Herman Yudiono
12. Aldy M Aripin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H