Mohon tunggu...
Dwi Kartikawati
Dwi Kartikawati Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penulis adalah seorang istri, memiliki dengan dua malaikat kecil yang selalu menginspirasi, dan seorang yang berusaha mengabdi pada suami, keluarga, anak didik dan masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Permainan Nostalgia Masa Kecil di Yogyakarta

10 Juli 2012   02:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Setelah berkangen kangen dengan sahabat di waktu kecilku Niken dulu, aku jadi ingat betapa beragam jenis permainan tradisional di jamanku, yang sungguh berbeda dengan permainan anak sekarang yang sudah sedemikian modern. Di tengah terpaan berbagai ragam game, nintendo, PSP, barbie, dan lain lain, sepertinya rasa rindu pada permainan di masaku menyeruak. Bayangkan betapa sederhananya permainan yang ada tersebut, tetapi sungguh membuat kita berlatih kekompakan, berlatih untuk kesabaran atas kekalahan ataupun tidak melatih kesombongan ketika menang dan juga yang jelas semakin menguatkan persahabatan..Hmm...memang agak berbeda dengan masa sekarang yang cenderung anak anak bermain sendirian, asyik dengan dunia masing masing. Sebagai gambaran permainan permainan di masa kecil di salahsatu sudut kecil di Kota Yogyakarta antara lain:


  • benthik, permainan ini menggunakan dua potongan bambu yang bentuknya seperti tongkat. sebelum bermain maka dibuat lubang degan ukuran memanjang dan melebar. Untuk tolakan melemparkan stik  atau potongan bambu yang pendek. Setelah itu hompimpah. Baru permainan dimulai. Pemain melepaskan benthik yang anakan atau yang pendek dengan yang panjangnya . semakina banyak memukul maka semakin banyak kelipatan nilai yang didapat. Pada intinya permianan ini menunjukkan ketrampilan dengan memukul benthik hingga tidak tertangkap lawan.
  • boi boi-nan, dalam permainan ini yang dipakai adalah satu bola semacam bola tenis, dan tumpukan pecahan genteng atau disebut kreweng, jumlah kreweng sebanyak berapa pemain, paling sedikit 3 orang, dan bisa sampai 12 orang. Kreweng ditata menumpuk ke atas. Ada satu orang yang (jadi atau dadi bahasa jawanya) yang berusaha tumpukan kreweng  tidak berdiri lagi karena lemparan bola pemain lainnya. Kemudian pemain yang tidak jadi berusaha menata, tetapi akan di kejar terus oleh yang jadi/dadi tadi. Demikian seterusnya, kalau kemudian anak berhasil menyusun kembali maka akan teriak: boi boi, dan permainan selesai satu babak. Nah kalau mau mulai lagi maka dari awal lagi.
  • gobak sodhor, cara permainan ini dilakukan dengan beregu dengan membuat garis garis dengan kapur(jw) di lapangan. biasanya dua regu, satu regu isinya 3 orang. aturan mainya mencegat lwan supaya tidak bisa sampai baris terakhir secara bolak balik. Nama lain di daerah lain adalah Galasin.
  • engklek,permainan  ini melompet menggunakan satu kaki di setiap petak petak yang telah digambar sebelumnya di tanah. untuk dapat bermain , setiap anak harus berbekal gacuk yang biasanya berupa sebentuk pecahan genting, yang juga disebut kreweng, yang dalam permainan, kreweng ditempatkan di salahsatu petak yang tergambar di tanah dengan cara dilempar, petak yang ada gaconya tidak boleh diinjak atau ditempati oleh setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak yang ada. Pemain yang telah menyelesaikan satu putaran berhak mendapat"sawah" pemain yang punya kotak paling banyak adalah yang menang.
  • lompat tali karet atau yeye, permainan ini menggunakan alat yaitu karet gelang yang dianyam atau disambung sambung. kemudian dipilih dua orang yang memegang karet dari ujung ke ujung dengan cara gambreng. para pemain satu persatu akan melompat  karet dengan berbagai tahap ketinggian mulai dari sebatas lutut, pinggang hingga di atas kepala sampai acungan tangan. Pemain yang telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah.
  • dakon, permainan ini melibatkan dua orang. masing masing sisi papan dakon terdiri dari 7 lubang dan dua lobang di masing masing pojokan atau ujung papan dakonnya. untuk memainkannya digunakan biji buah sawo(kecik)(di masa kecil penulis banyak pohon sawo (kecik)yang tumbuh sekitar rumah). Total biji kecik yang diperlukan adalah 98 biji. jadi masing masing pemain memilki 49 biji yang siap dijalankan. sedangkan lobang pojok dikosongkan untuk menampung sisa biji ketika permainan dijalankan. Nama lainnya adalah congklak yang mungkin sekarang juga banyak yang familiar.
  • bekelan atau bermain gatheng, alatnya adalah bola karet dan biji bekel, biasanya terbuat dari kuningan sebanyak 10 buah. Bola dan biji bekel itu digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar setinggi kurang lebih 30 cm. Setelah bolanya turun dan memantul, biji bekel dilepas dalam posisi acak, kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.terus bertahap biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikkan menjadi posisi menghadap ke atas  'mlumah'. Kemudian, dibalikkan lagi menjadi posisi tengkurap atau 'mengkurep' Permainan akan dselesai atau  mati, jika saat pengambilan biji bekel tangan si pemain mengenai atau menyentuh biji bekel yang lain.
  • kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan. Tiang hinggap dalam permainan kasti ada dua buah, yang ditancapkan dalam tanah lingkaran berjari-jari 1 meter. Kedua tiang tersebut di tancapkan dengan jarak 5 meter dari garis belakang dan 10 meter dari garis samping kanan dan kiri. Pemain yang sidah berada di tiang hinggap aman dari incaran pemain penjaga yang memegang bola selagi pemain pemukul tidak berpinddah ke tiang hinggap yang lainnya. Permainan kasti ini sudah banyak dimasukkan dalam pelajaran Penjasorkes anak anak SD sehingga kemungkinan juga sudah familiar.
  • yoyo, permainan ini juga sangat familiar sekarang hingga ke kota kota besar dengan berbagai macam Yoyo yang beragam bentuk. Suatu permainan  yang tersusun dari dua cakram berukuran sama (biasanya terbuat dari plastik, logam dan lain lain: sekarang lebih beragam) yang dihubungkan dengan suatu sumbu, di mana tergulung  tali yang digunakan. Satu ujung tali terikat padasumbu yang ada, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya diberi kaitan.
  • nekeran (main gundhu), ini juga mungkin sangat familiar. Minimal dua anak. Biasa dimainkan oleh anak laki-laki, biarpun juga tidak menutup kemungkinan ada anak perempuan yang ikut main. Mula-mula semua pemain berdiri sejajar dengan sebuah garis ditanah sebagai pembatas, yang melewati pembatas dianggap gugur dan permainan diulang kembali. Gundu lawan yang kena bidik langsung menjadi milik pembidik. Dia berhak membidik sampai dianggap mati. Dianggap mati bila gundu pembidik masuk ke lubang sasaran atau gundu pembidik dan gundu yang telah jadi sasaran.
  • Dolanan plintheng, sebetulnya plintheng ini adalah alat yang terbuat dari kayu dengan di kasih karet dengan peluru dari batu atau apa saja,  untuk menembak sasaran bisa manuk emprit (burung emprit), cicak bahkan kalau ada yang nakal buat mlintheng temennya(hahaha)..
  • delikan, permainan ini adalah seperti halnya permainan petak umpet anak anak sekarang.
  • egrang, adalah permainan dengan alat galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan.
  • kucing kucingan,adalah sebuah permainan anak yang melibatkan 5 pemain (bisa laki-laki semua atau perempuan semua). Umumnya yang bermain dolanan kucing-kucingan adalah anak laki-laki, karena membutuhkan kekuatan fisik untuk berlari. Permainan dilakukan di  halaman yang luas, bisa halaman rumah, halaman kebun, atau lapangan. Di halaman inilah, anak-anak mulai membuat garis silang tegak lurus dengan panjang garis masing-masing sekitar 2,5 meter. Kemudian, keempat ujung garis dibuat lingkaran kecil dengan kaki yang melingkar. Sementara tengah garis, nantinya dipakai untuk pemain dadi.  Kemudian para pemain melakukan hompimpah dan sut. Anak yang paling kalah, dianggap sebagai pemain dadi.Pemain dadi tempatnya di tengah-tengah garis silang. Sementara itu pemain mentas lainnya,  menempati masing-masing lingkaran kecil di ujung garis. Pemain mentas berhak saling berpindah tempat dengan temannya.
  • pasaran, adalah permainan yang biasanya dimainkan anak anak, yaitu semacam saling jual jualan bisa dengan daun daunan yang tumbuh di sekitar ataupun membuat aneka tiruan kue dari tanah yang dicampur air dibentuk dan di cetak sampai kering. Bisa juga berupa permainan masak masakan. dan lain lain.


wah betapa banyak permainanku dulu walaupun ini belum semua. Perlu banyak mengingat. Yang jelas anak anak sekarang mungkin kurang mengenalnya padahal sebenarnya ini sangat perlu karena begitu banyak kandungan nilai nilai positif  di dalamnya yang bermanfaat untuk mengembangkan daya emosi, empati dan juga kecerdasan mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun