Mohon tunggu...
Dwi Kartika
Dwi Kartika Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Perintis

6 Juli 2024   22:04 Diperbarui: 6 Juli 2024   22:19 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau lahir bagai fajar pertama,
Mentari harapan di cakrawala keluarga.
Tangismu membelah kelam malam,
Mengumandangkan janji masa depan.

Langkahmu kecil, namun bergemuruh,
Menapaki jalan belum terjamah.
Matamu berbinar, penuh tekad,
Memikul impian seisi rumah.

Bahu mungilmu menanggung gunung,
Harapan orangtua, mimpi leluhur.
Kau bintang utara bagi adik-adikmu,
Penunjuk arah di lautan hidup.

Namun, wahai putri sulung nan perkasa,
Jangan biarkan beban ini melenyapkan sinarmu.
Ingatlah, kau bukan hanya wadah harapan,
Tapi jiwa merdeka dengan mimpi sendiri.

Biar harapan menjadi sayap,
Bukan belenggu yang memasung.
Terbanglah tinggi, sang perintis,
Melampaui batas langit dan angan.

Karena dalam dirimu mengalir,
Kekuatan para pendahulu.
Dan dalam setiap tarikan nafasmu,
Terukir kisah masa depan yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun