Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang setiap warga negara memiliki hak yang setara dalam pengambilan keputusan yang menentukan hidup mereka. Demokrasi juga dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat atau rakyatlah yang mempunya kedaulatan tertinggi. Demokrasi mengizinkan warga negaranya untuk berpartisipasi baik secara langsung atau dengan perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan juga pembuatan hukum.
Namun apa yang terjadi di Banten? Demokrasi digunakan dengan benar demi kebaikan dan kesejahteraan rakyat Banten ataukah demi memepertahankan kekuasaan dinasti dengan mengatasnamakan demokrasi? Seperti yang kita tahu 16 tahun umur Banten, hampir semua jabatan penting di Banten dipimpin oleh keturunan H. Tb. Chasan Sochib yang mendapatkan julukan sebagai Banten’s Godfather.
Semua ini terjadi entah karena masyarakat Banten yang memang sudah percaya bahwa keturunan dari H. Chasan sangat berkualitas untuk menjadi pejabat publik ataukah keluarga besar mereka yang tidak mau memberi kesempatan kepada calon lain untuk menjabat dengan berbagai macam cara?
Setelah tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana sebagai tersangka kasus korupsi, yang ada di benak saya adalah ‘apakah hanya dia yang melakukan tindakan korupsi diantara anggota keluarga besarnya?’. Tak lama kemudian muncul berita bahwa gubernur Banten periode 2012-2017, Ratu Atut Chosiyah, pun ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Kemudian jabatan gubernur Banten digantikan oleh wakilnya, yaitu Rano Karno.
Tak terasa masa pemilihan gubernur untuk periode 2017-2022 pun sebentar lagi datang. Pasangan calon gubernur dan wakilnya pun sudah melakukan kampanye. Pada pemilu 2017 nanti, terdapat 2 pasangan sagub dan cawagub. Pasangan nomor 1 yaitu Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Andika Hazrumy tidak lain adalah anak kandung dari Ratu Atut Chosiah. Kemudian pasangan nomor 2 yaitu Rano Karno yang sebelumnya menjadi wakil dari Ratu Atut Chosiah, dengan calon wakilnya Embay Mulya Syarief.
Dengan dipertemukannya lagi kita dengan pemilu 2017 nanti, diharapkan warga Banten berpikir-pikir untuk menggunakan hak suaranya untuk memilih yang terbaik. Jangan berpikir ‘yang penting memilih, siapa pun pemimpinnya nanti’.Â
Dan juga sebaliknya, jangan sampai tidak menggunakan hak suara anda  karena hak suara anda berpengaruh terhadap perkembangan Banten 5 tahun kemudian. Jadilah pemilih cerdas yang memilih pemimpin karena kualitasnya bukan menjadi korban dari calon pemimpin. Korban disini maksudnya korban money politic, korban kecurangan, dan korban penyalahgunaan jabatan mereka.
Terlalu banyak penderitaan yang dialami oleh penduduk di pedalaman Banten. Kesulitan mendapatkan pendidikan, akses jalan yang tidak memadai, pendapatan yang tidak merata, masih banyaknya pengemis dan pengamen di jalanan, dan sebagainya. Dimana bukti kinerja dari pemimpin-pemimpin yang sudah menjabat? Apa hanya saat kampanye saja baru diketahui jika masih ada masyarakat Banten yang masih kekurangan? Kemana saja kalian selama ini wahai orang hebat yang diberi amanah besar oleh jutaan orang yang berharap besar untuk bisa hidup sejahtera.
Sebagai pemilih pemula, saya masih masih belum bisa memutuskan pasangan mana yang akan saya pilih nanti. Karena saya tahu, pemilih pemula memiliki pengaruh besar terhadap hasil perhitungan suara. Maka dari itu, saya ingin bisa memilih pemimpin yang tepat, yang mampu melaksanakan tugasnya demi rakyatnya dan bukan pemimpin yang hanya bisa menebar janji-janji manisnya.
Menjadi pemilih cerdas untuk mewujudkan demokrasi di Banten yang sebenarnya. Bukan lagi nurut kepada mereka yang hanya ingin berkuasa tetapi menuntut mereka untuk memimpin dengan baik dan amanah. Yang diinginkan bukan lagi mendapatkan pemimpin yang hanya mementingkan kekuasaan dan kepentingan pribadi bahkan partai, namun pemimpin yang senantiasa mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Beberapa langkah untuk menjadi pemilih yang cerdas menurut saya adalah kita harus mencari tau tentang biodata dan seluk beluk dari pasangan calon cagub dan cawagub, lalu lihat visi misi yang mereka berikan supaya kelak jika mereka tak mewujudkannya kita bisa menuntut janji yang mereka berikan, kemudian cari tahu berita tentang mereka sehari-hari dari media. Karena jika mereka sering turun ke masyarakat, maka mereka akan semakin mudah dikenal. Setelah itu yang terakhir menurut saya, lihat juga pengalaman memimpin mereka sebelumnya, apakah mereka memimpin dengan baik atau tidak, apakah mereka memimpin dengan penuh tanggungjawab atau tidak, apakah mereka pernah tersandung kasus apapun itu bentuknya atau tidak. Pilih-pilihlah dalam memilih, karena satu langkah yang kita lakukan mampu memengaruhi ribuan langkah ke masa depan.