Mohon tunggu...
Dwi Juniardi
Dwi Juniardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah laki laki anak ke 2 dari dua bersaudara, hobi saya membaca media sosial berita berita apapun. Suka musik musik yang lagi trending dan suka menonton YouTube games.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia pada masa Demokrasi terpimpin: Ambisi politik ala Soekarno.

28 April 2024   15:08 Diperbarui: 28 April 2024   15:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya, namun wilayah Papua belum diserahkan oleh Belanda. Ambisi Soekarno merebut Papua dan menyatukan wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke tidak bisa dianggap remeh. Bahkan sampai PBB turun tangan menyelesaikan masalah Papua hanya terkesan sia sia.

Gagalnya resolusi PBB terhadap masalah di Papua mengakibatkan ledakan radikalisme anti Belanda yang dipicu oleh Soekarno. Soekarno telah memperingatkan bahwa Indonesia akan mengambil langkah yang akan mengguncangkan dunia jika resolusi tersebut gagal. Soekarno bertekad merebut Papua dengan cara apa pun, baik diplomasi maupun peperangan. Pada bulan Agustus 1960, Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda dan membentuk front nasional untuk menggantikan front Nasional pembebasan Irian Barat. PKI memobilisasi demonstrasi untuk merebut Papua. 

Pada tanggal 15 Agustus 1962, Belanda setuju menyerahkan Papua kepada pemerintahan sementara PBB, yang akan menyerahkannya kepada Indonesia pada tanggal 1 Mei 1963. Pada tahun 1969, Jakarta akan mengadakan pemilihan di Papua untuk menentukan apakah penduduknya ingin tetap menjadi bagian Indonesia atau tidak. Soekarno mengusulkan doktrin baru "irian" yang berarti Republik Indonesia anti Netherland.

Konfrontasi Malaysia

Pada 1961, terjadi masalah kebijakan luar negeri antara Malaya, Singapura, Inggris, dan Indonesia. Inggris ingin menggabungkan wilayah Kalimantan seperti Sabah Brunei dan Sarawak menjadi federasi Malaysia baru. Namun, Indonesia menolak dan menganggap Malaysia sebagai ancaman karena dapat membesarkan pengaruh Inggris di kawasan Asia Tenggara. Hubungan diplomatik antara kedua negara diakhiri pada September 1963, dan Indonesia bahkan keluar dari PBB karena ketidakpuasan dengan penyelesaian konflik oleh organisasi tersebut. Pada tanggal 25 September Soekarno mengumumkan bahwa dia akan ganyang Malaysia.

 Kesimpulan

Demokrasi terpimpin mencerminkan ambisi politik Soekarno untuk membangun negara yang kuat, merdeka, dan berdaulat. Meskipun kontroversial dan akhirnya digantikan oleh sistem politik yang berbeda, Demokrasi terpimpin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan politik Indonesia pada masa itu.

Refrensi:

- Ricklefs, M.C. (2008). : Sejarah Indonesia Modern (1200 - 2008). Jakarta : Serambi Ilmu Semesta

- Sartono Kartodirdjo. 1977, Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6 Jaman Jepang dan Jaman Republik Indonesia ( 1942 - 1998)

- Adrymarthanino, V. (2021, 10 05). Proyek Mercusuar Sukarno. Retrieved 28 April , 2024, from Kompas.com: https://www.kompas.com/stori/read/2021/10/05/080000579/proyek-mercusuar-Sukarno?page=all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun