Mohon tunggu...
Dwi Jatmiko
Dwi Jatmiko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gula atau Lemak? Manakah yang Lebih Berbahaya untuk Tubuh?

6 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 6 Juni 2024   17:03 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gula dan junk food (pexels)

Gula dan lemak merupakan dua zat makanan yang sebenarnya dibutuhkan tubuh kita dalam jumlah tertentu. Sayangnya, terkadang kita mengonsumsinya terlalu banyak sehingga menyebabkan penyakit serius yang dapat memperpendek umur kita.

Terlalu banyak mengonsumsi gula dan lemak dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular (PTM), seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, dan penyakit ginjal. Meski tidak menular, penyakit-penyakit tersebut diketahui memiliki angka kematian yang cukup tinggi.

Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari laporan Cleveland Clinic, Kate Patton, ahli diet kardiologi preventif, mengatakan lemak dan gula sama-sama berdampak buruk bagi kesehatan tubuh. Namun, lemak dan gula yang disebutkan adalah lemak jenuh, lemak trans, dan gula tambahan.

Lemak yang berbahaya bagi tubuh yaitu lemak jenuh dan lemak trans. Keduanya meningkatkan kadar kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL), atau kolesterol jahat. Tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol jahat, namun lemak trans juga menurunkan kadar kolesterol High-Density Lipoprotein (HDL) atau kolesterol baik, serta menyebabkan peradangan sehingga dapat mempercepat perkembangan penyakit jantung koroner.

Sedangkan untuk gula sendiri yang perlu diperhatikan adalah gula tambahan, yakni gula yang tidak muncul secara alami dalam makanan, tetapi ditambahkan untuk rasa. Gula menjadi daya tarik utama makanan seperti permen, kue, dan es krim. Gula juga merupakan bahan tersembunyi dalam beberapa makanan, termasuk roti, sereal, dan saus tomat. Hal ini sangat memudahkan kita  mengonsumsi gula dalam jumlah besar tanpa kita sadari. Mengonsumsi terlalu banyak gula dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan hiperkolesterolemia.

Dari pembahasan di atas dapat kita ketahui bahwa baik gula maupun lemak sebenarnya sama-sama berbahaya bagi tubuh kita apabila kita mengonsumsinya secara berlebihan. Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan yaitu selalu mengontrol jumlah gula dan lemak yang kita konsumsi. Salah satu caranya yaitu dengan cara membaca label nutrisi, terutama daftar bahan untuk melacak jumlah gula dan lemak. Lalu selanjutnya kita dapat membatasi dan mengontrol jumlah lemak dan gula yang masuk ke tubuh kita agar jumlahnya tidak terlalu berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun