Mohon tunggu...
iza murtafiah
iza murtafiah Mohon Tunggu... Guru - iza

bismillah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Progresivisme dan Pemikiran Tokoh Filsafat Progresivisme

21 Mei 2020   19:40 Diperbarui: 21 Mei 2020   19:34 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamu'alaikum Wr.Wb., Salam sejahtera bagi kita semua semoga tetap dalam lindungannya, amin.. Berikut penjelasan saya mengenai Filsafat Progresivisme.

A. Pengertian Filsafat Progresivisme

Filsafat Progresivisme berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini belum tentu benar di masa mendatang. Pendidikan harus berpusat pada anak, bukan berdasarkan pada guru / bidang muatan.

Filsafat Progresivisme adalah aliran filsafat yang memfokuskan pentingnya pendidikan sebagai sarana kemajuan, bidangnya ilmu bagi para pendidik. Progresivisme berfokus untuk menjadikan siswa agar bisa menjadi orang yg lebih produktif dan dapat mengembangkan potensi seorang anak.

Tujuan Pendidikan pada Aliran Filsafat Progresivisme adalah pendidikan harus memberikan keterampilan yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang berbeda dalam proses perubahan secara terus menerus. Filsafat Progresivisme menekankan pendidikan demokratis dan menghargai potensi yang dimiliki oleh anak, guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi perkembangan peserta didik.

B. Pemikiran Tokoh Filsafat Progresivisme
1. William James
James lahir pada tahun 1842, ia berpendapat bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, otak mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup.

2. John Dewey
Teori Dewey lahir pada tahun 1859, ia berpendapat bahwa sekolah adalah Progressivisme (lebih memfokuskan pada peserta didik daripada mata pelajarannya). Progresivisme lebih mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.

3. Hans Vaihinger
Hans Vaihinger lahir pada tahun 1852,  ia berpendapat bahwa Satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Jika pengertian itu berguna untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai Filsafat Progresivisme, terima kasih atas perhatiannya, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat amin..

Kurang lebihnya mohon maaf, Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun