Mohon tunggu...
Dwiva Noerfitri Salim
Dwiva Noerfitri Salim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduated International Relations Student of Jenderal Soedirman University

flexible, eager to learn, likes to develop some abilities and also a typical who give the best for what I do. I like painting, reading (especially a fiction book) , and writing (sort of reviewing skincare, make up, and movies).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relevansi ASEAN dalam Mendukung Politik Luar Negeri Indonesia ke Depan

30 April 2021   07:08 Diperbarui: 30 April 2021   07:52 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) merupakan salah satu regionalisme di Asia Tenggara yang didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh lima negara pendiri yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand. Latar belakang terbentuknya ASEAN yaitu untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman, damai, stabil dan sejahtera. Selain itu, adanya kesamaan sejarah dan budaya antar negara-negara anggota yang juga merupakan dasar dalam pembentukan organisasi ASEAN ini.

Indonesia selaku pendiri dan anggota, menjadikan ASEAN sebagai soko guru dalam politik luar negerinya (Pasha, 2016). Hal tersebut dimulai pada saat era kepemimpinan Soeharto, yakni menjadikan ASEAN sebagai prioritas politik luar negeri Indonesia. Tujuan awal Indonesia bergabung dengan ASEAN selain untuk memperbaiki stabilitas ekonomi, yaitu untuk membangun hubungan baik dengan negara-negara di Asia Tenggara serta meningkatkan kembali kredibilitas yang dulu sempat menurun karena tindakan konfrontasi terhadap Malaysia dan memutuskan untuk keluar dari PBB pada saat era kepemimpinan Soekarno.  

Indonesia yang memprioritaskan ASEAN dalam politik luar negerinya terlihat dalam TAP MPR RI tahun 1937 dan juga mengeluarkan Petunjuk Presiden pada tanggal 11 April 1937 yang merupakan penjelasan lebih lanjut dari TAP MPR. Berikut beberapa isi dari Petunjuk Presiden, yaitu memperkuat dan mempererat kerja sama antara negara-negara dalam lingkup ASEAN, mengembangkan setiap unsur dan kesempatan untuk memperkokoh perdamaian dan stabilitas di wilayah Asia Tenggara, bekerja sama dengan negara lain untuk memperjuangkan kepentingan bersama dalam rangka pembangunan ekonomi dan lain sebagainya.

Pada tahun-tahun selanjutnya, Indonesia sempat membahas suatu kerangka kerja sama yang serupa dengan Treaty of Amity and Cooperation bersama negara-negara anggota. Selain itu Indonesia juga secara aktif bekerja sama dengan ASEAN dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tengagara, yakni mewujudkan perdamaian di Laut Cina Selatan. Hingga sampai saat ini Indonesia masih menjadi anggota yang aktif dalam memberikan kontribusi bagi ASEAN, serta meningkatkan politik luar negerinya melalui ASEAN seperti tawaran kerjasama perdagangan, investasi, dan lain sebagainya.

Hal tersebut terbukti dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia. MEA sendiri merupakan bagian dari ASEAN yang dibentuk untuk mengintegrasikan ekonomi negara-negara ASEAN. Berikut keuntungan MEA bagi Indonesia, antara lain yaitu, meningkatnya investasi dari 13,8 miliar dollar pada tahun 2010 menjadi 19,9 miliar dolar pada 2012, meningkatnya perdagangan Indonesia di kawasan ASEAN sejumlah 381,7 milliar dolar pada 2012, PDB per kapita yang meningkat, angka kemiskinan menurun menjadi 15,6% pada 2012 (Tempo.co, 2014), kegiatan ekspor-impor yang mengalami peningkatan pada tahun 2017-2018 sebesar 25 juta dolar dan lain sebagainya (Setiawina, 2020).

Dikutip dari merdeka.com, Presiden Joko Widodo memiliki beberapa tujuan politik luar negeri Indonesia, yaitu yang pertama, memfokuskan identitas Indonesia sebagai negara kepulauan dalam kegiatan diplomasi dan membangun kerja sama internasional. Kedua, menempatkan Indonesia sebagai kekuatan regional dan kekuatan global dengan cara mengutamakan permasalahan yang berkaitan langsung dengan kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Ketiga, memperluas keterlibatan regional di Indo Pasifik, dan yang keempat yaitu melibatkan peran dan aspirasi masyarakat dalam pelaksanaan politik luar negeri Indonesia (Widyananda, 2020). Dengan melihat beberapa tujuan politik luar negeri tersebut, dapat terlihat bahwa ASEAN menjadi organisasi regional yang penting bagi pelaksanaan politik luar negeri Indonesia.

Meskipun situasi pandemi seperti saat ini, Indonesia tetap aktif dalam ASEAN. Diketahui bahwa pada 25th Meeting of the ASEAN Coordinating Council (ACC), Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan empat poin penting yaitu 1) Indonesia mendorong implementasi dari hasil pertemuan Menteri Kesehatan negara-negara anggota ASEAN dan ASEAN+3. 2) Indonesia mengusulkan agara kesepakatan “Supply Chain and Flow of Goods during the Outbreak” dibahas dalam forum KTT ASEAN+3, 3) Indonesia memfokuskan pentingnya ASEAN dalam memberikan perlindungan bagi warga negara ASEAN, termasuk pekerja imigran dengan memperhatikan protokol kesehatan. Adapun yang terakhir yaitu, 4) Indonesia mengusulkan pengumpulan ASEAN COVID-19 Response Fund yang berasal dari ASEAN Development Fund, serta ASEAN+3 Cooperation Fund untuk mendanai pembelian alat-alat medis beserta kebutuhan lainnya (Haripin, 2020).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ASEAN sebagai organisasi regional memiliki peranan penting dalam mendukung pelaksanaan politik luar negeri Indonesia, baik di masa sekarang atau untuk ke depannya. Hal ini mengingat bahwa politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, tidak memihak siapapun serta terlibat secara aktif dalam percaturan politik internasional. Sehingga dengan prinsip tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang netral dan ikut serta dalam menangani berbagai permasalahan tantangan global. Melalui ASEAN, Indonesia juga dapat meningkatkan kerja sama dengan negara lain, baik secara bilateral, regional, antar kawasan maupun global yang dapat mendukung perekonomian Indonesia. Dengan demikian keberadaan ASEAN memiliki relevansi yang kuat dalam mendukung peningkatan politik luar negeri Indonesia ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN. (n.d.). "Tentang ASEAN". Setnas-asean.id. Diakses dari http://setnas-asean.id/tentang-asean.

Borromeu, L. J. J. A. N. I., & Setiawinna, D. N. (2020). ANALISIS DAMPAK MEA TERHADAP TOTAL EKSPOR DAN TOTAL . E-Jurnal EP Unud, 9(11), 2419-2443.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun