Ahad pagi yang cerah kami bersiap untuk memulai sebuah perjalanan. Pagi ini saya dan kawan-kawan hendak mengunjungi sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Batam.
Kami rombongan berenam menggunakan motor menuju ke pelabuhan domestik Sekupang. Setelah membayar karcis kami turun ke pelantar menuju pancung yang akan membawa kami ke Pulau Penawar rindu yaitu Belakang Padang. Di sebut Penawar Rindu konon muncul dari pendekar pantun yang sering datang dan pergi ke Belakang Padang.
Cuaca cukup mendung waktu itu. Pancung melaju dengan cepat membelah gelombang lautan. Tak berselang tibalah kami di pelabuhan Belakang Padang. Sambil berpegangan di sisi pancung kami melompat ke pelantaran.
Di sebelah sisi kanan pelabuhan adalah pasar, berjajar jajar penjual dan kedai-kedai minum menawarkan dagangannya. Langkah kami terayun pasti ke sebuah kedai yang legendaris yaitu kedai kopi Ameng untuk menikmati sarapan pagi di sana. Menu wajib yang kami cicipi adalah teh tarik, mie lendir dan prata. Hmmmm....berasa lidah menari-nari menikmati sedapnya.
Setelah mengisi perut kami beranjak berjalan ke sisi kiri, di mana telah berjajar rapi becak-becak. Seorang bapak menghampiri kami berenam. Beliau menawarkan kami naik odong-odong, seperti kereta mini yang ditarik dengan motor. Tentu saja penuh antusias kami menyambutnya. Berhubung odong-odong di parkir di dekat lapangan, kami pun berjalan menuju lapangan melewati kantor imigrasi sambil berfoto-foto.
Sungguh sangat seru naik odong-odong dengan diiringi lagu-lagu ceria. Kami berkeliling pulau Belakang Padang yang luasnya sekitar 68,11 kilometer persegi. Tak lupa juga kami singgah di pantai Pasir Putih, melepas lelah sambil minum air kelapa muda dan membeli manga yang banyak dijual disana. Untuk bisa menikmati pantai Pasir Putih kami cukup membayar lima ribu rupiah saja.
Ketika kembali ke pasar hari sudah beranjak siang dan adzan dhuhur telah berkumandang. Kami pun sholat di sebuah masjid di depan pasar. Nama masjidnya adalah Masjid At Taqwa. Masjid yang cukup bersih dan rapi.
Seusai sholat kami pun beranjak pulang. Kami berjalan kaki menuju pelabuhan Belakang Padang. Membeli karcis di loket dan naik pancung menuju Batam.
Diiringi hangatnya matahari pancung melaju ke pelabuhan Sekupang. Sepanjang perjalanan tampak dengan jelas gedung-gedung tinggi dari negara tetangga Singapura. Alhamdulilah sebelum ashar kami telah tiba kembali di rumah. Perjalanan yang menyenangkan dari Batam ke Belakang Padang, Pulau Penawar Rindu.
Pelantar : atau anjungan di pinggir pantai/pelabuhan.