Nama : Dwi Indah Lestari
NIM : 1815151671
Jurusan : PGSD
Identitas Buku
Judul Buku : Negeri 5 Menara
Pengarang : A Fuadi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Cetakan Pertama Juli 2009
Tebal Buku : 424 Halaman
Tujuan pengarang adalah untuk mengajak dan memberikan motivasi kepada siapapun untuk mempunyai impian yang setinggi-tingginya. Segala sesuatu harus dilakukan dengan usaha, do’a dan ikhlas untuk dengan begitu hal yang tak mungkin menjadi mungkin.
Buku ini menceritakan seorang anak dari desa Maninjau yang bernama Alif. Alif memiliki impian ingin seperti B.J Habibie. Untuk merealisasikan impiannya tersebut dia berencana setelah lulus Madrasah Tsanawiyah akan melanjutkan ke SMA dan berkuliah di ITB bersama temannya Randai. Namun rencananya itu terhalangi oleh keinginan amaknya yang menginginkan dia terus mendalami ilmu agama di Madrasah. Amak adalah panggilan untuk ibu di sebagian besar daerah Minang. Alif melakukan usaha agar keinginannya itu bisa dipenuhi oleh amaknya dengan mogok bicara dan memeram diri di kamar. Namun usahanya sia-sia karena amak tetap bersikukuh agar Alif melanjutkan sekolahnya ke Madrasah. Akhirnya dengan setengah hati Alif mengikuti keinginan amaknya untuk terus mendalami ilmu agama, tetapi dengan syarat ia tidak mau melanjutkan madrasah yang berada di daerah Maninjau. Alif memutuskan untuk merantau ke Jawa Timur setelah menerima surat dari Etek Gindo. Tempat itu bernama Pondok Madani. Alif pergi bersama ayahnya melakukan perjalanan beberapa hari untuk sampai ke Pondok Madani.
Untuk masuk Pondok Madani Alif dan yang lainnya harus melewati ujian tes. Namun Alif tidak mengetahui tentang hal ini. Dengan sedikit persiapan Alif melewati ujian tersebut dengan baik dan dinyatakan lolos. Setelah pembagian kelas dia mendapatkan wali kelas yang bernama Ustad Salman. Ustad Salman adalah orang yang memberikan Alif motivasi dengan manteranya yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Suatu hari Alif bersama temannya berbelanja berbagai keperluan yang diperlukan selama berada di Pondok Madani. Sampai pada berbelanja keperluan terakhir yaitu membeli lemari. Dengan keterbatasan keuangan Alif harus berlama-lama mencari lemari yang bagus tetapi murah. Pada akhirnya ia menemukan lemari yang diinginkan. Dengan sekuat tenaga Alif bersama temannya membawa lemari masing-masing. Namun ditengah perjalanan bel berbunyi tanda harus ke masjid, mereka terlambat. Tiba-tiba ada seseorang bagian keamanan yang menghadang di depan mereka. Mereka menerima sanksi karena terlambat dengan harus jewer berantai. Dari situ mereka berteman akrab. Teman-teman seperjuangan Alif yaitu Atang, Raja, Said, Baso, Dulmajid dan Sardi. Mereka semua berasal dari daerah yang berbeda dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Karena kelebihan dan kekurangan itu mereka saling berbagi saling melengkapi.
Mereka memiliki julukan Sahibul Menara yang berarti orang yang punya menara. Menara dekat masjid ini sering digunakan oleh mereka untuk berkumpul, bercerita tentang impian-impian, dan membahas pelajaran yang telah dipelajari. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi menjulang, dan ingin sampai di puncak mimpi tersebut. Tentu semua impian itu tidak dilalui dengan mudah harus dengan kerja keras. Mereka melalui beberapa rintangan. Dari ujian semester yang harus dihadapi setiap semester sampai masalah ekonomi keuangan.Â
Sampai pada semester yang terakhir, mereka harus menghadapi rintangan yang lebih berat dari sebelumnya. Mereka harus menghadapi ujian dari materi semester1 sampai semester6. Selain itu mereka harus menyiapkan acara pertunjukan Class Six Show, pertunjukan diatas pertunjukan. Mereka melaluinya dengan usaha, do’a dan ikhlas sehingga mereka mendapatkan hasil yang terbaik. Suatu saat Baso harus pulang ke kampung halaman karna ia ingin merawat neneknya yang sedang sakit, selain itu disana ia mendapatkan pekerjaan untuk mengajar bahasa arab serta bisa belajar dan melanjutkan hafalan Al-Qur’an seperti impiannya. Alif juga sempat berpikir ingin pulang ke kampung halaman, namun ayahnya datang dan memintan Alif untuk tetap di Pondok Madani sampai selesai. Alif pun menyetujuinya.
Setelah ujian berakhir dan hasil ujian telah dibagikan mereka berkemas untuk pulang ke kampung halaman dan menggapai cita-citanya. Sebelas tahun kemudian mereka telah berada di 5 negara yang berbeda. Di lima menara impian mereka.
Keunggulan dari buku ini adalah menggunakan kata-kata yang mudah dipahami sehingga pembaca bisa berimajinasi dan termotivasi dengan apa yang diceritakan. Selain itu istilah asing yang ada didalam buku menambah pengetahuan.
Kekurangan dari buku ini adalah beberapa istilah asing yang tidak diberi penjelasan. Selain itu konflik yang timbulkan dalam cerita tidak ada puncak masalah.
Sarannya adalah agar istilah-istilah asing diberikan penjelasan dan memberikan gambaran puncak masalah yang jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H